Makalah perawatan talipusat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Peristiwa
fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, maka
terbentuklah zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi dau, mepat, delapan,
enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula. Di
dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang
dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini disebut blastosit. Lapisan
terluar blastosit disebut troboplas, yang merupakan dinding
blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon plasenta,
sedangkan masa didalamnya disebut simpul embrio (embrionik klot) yang
merupakan calon janin. Blastosit ini berjalan menuju uterus untuk mengadakan
implantasi. Mesoderm connecting stalkyang juga memiliki kemampuan
angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting
stalk tersebut akan menjadi tali pusat ataufuniculus umbilicalis.
Pada tahap awal
perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang,
sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali
pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional
loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar.
Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus
vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam
connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya
amnion dengan korion.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Tali pusat atau funiculus
umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama
kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi
lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat
atau dijepit.
¥ Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari
permukaan fetal plasenta sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai
kulit fetus pada perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian
tengah plasenta.
¥ Bentuk :
Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah
plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.
¥ Ukuran :
Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan diameternya 1-2
cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta keluar dari rahim
ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada
kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak, diserta dengan mobilitas
bayi yang sering. Sebaliknya, jikaoligohidromnion dan janin kurang
gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian
apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar
leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh
darah khususnya pada saat persalinan.
2.2 Stuktur Tali
Pusat
¥ Amnion :
Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi
permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit
yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
¥ Tiga
pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack danduktus
vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh
darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga
pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan
melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korionplasenta.
Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya
tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut
yaitu :
- Satu vena
umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus
dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
- Dua arteri
umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana
produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di
ekskresikan.
¥ Jeli
Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang
mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan
subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh
darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga
pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga
dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang
jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan
kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli
inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.
2.3 Fungsi Tali
Pusat
Fungsi tali pusat
yaitu :
¥ Sebagai
saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga
janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya
diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
¥ Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti
urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri
umbilicalis.
2.4 Sirkulasi Tali
Pusat
Fetus yang sedang
membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan yang sangat penting dan
harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkiran bahan
kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi,
fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab
untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada
tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang
ke-16 kehamilan.
Gambar 1.1 Letak janin dalam kandungan ibu
Pada plasenta
banyak terdapat unjuran seperti "Jari" atau vilus tumbuh
dari membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu
endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu. Di
dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya dengan
oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang terdapat di dalam
tali pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui
arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon
dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki
darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan
bahan kumuh lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan
bayi dapat dipenuhi.
Walaupun darah ibu
dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah tidak
bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Oksigen, air, glukosa, asid
amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu
menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam
vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke
dalarn darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi
yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.
Gambar 1.2 Sirkulasi pada tali pusat pada janin
2.5 Kelainan Letak
Tali Pusat
Tali pusat secara
normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta. Namun,
ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti :
1. Insersi
tali pusat Battledore ® Pada kasus ini tali pusat
terhubung ke palin pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini
tidak bermasalah kecuali sambungannya rapuh.
2. Insersi
tali pusat Velamentous ® Tali pusat berinsersi ke
dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus
melewati membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal,
tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan
pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.
2.6 Pemotongan
Tali Pusat
Pemotongan tali
pusat menurut standar asuhan persalinan normal pada langkah ke 26 sampai dengan
28 berikut ini :
a) Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
b) Menjepit
tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
c) Melakukan
urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama.
d) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan
kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara
kedua klem. (JNPKR, Depkes RI,
2004).
Sisa potongan tali
pusat pada bayi inilah yang harus dirawat, karena jika tidak dirawat maka dapat
menyebabkan terjadinya infeksi.
2.7 Fisiologi
Lepasnya Tali Pusat
Perawatan tali
pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an sampai dengan tahun
1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses kebidanan sangat tinggi.
Akan tetapi pada beberapa Negara berkembang masih sering dijumpai terjadinya
infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah diperkenalkan. Selain
infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat fatal. Akan tetapi
pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan
pencegahan infeksi. Peralatan yang digunakan dalam pemotongan tali pusat juga
sangat berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali pusat. Saat dipotong
tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu.
Tali pusat yang
menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan
dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh aliran udara yang mengenainya.
Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri
terutama jika dibiarkan lembab dan kotor. Sisa potongan tali pusat menjadi
sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah
dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal
dari lingkungan sekitar. Pada bayi yang dirawat di rumah sakit bakteri Streptococcus
aureus adalah bakteri yang sering dijumpai yang berasal dari sentuhan
perawat bayi yang tidak steril. Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan
terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat ini belum
diketahui pasti. Selain Streptococcus aerus, bakteri Escheseria colli juga
sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.
Pemisahan yang
terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat
atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada
proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit,
sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan
dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit.
2.8 Perawatan Tali
Pusat
Perawatan adalah
proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan (Kamisa, 1997).
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Hal yang paling
terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :
o Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih
dan kering.
o Selalu cuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat.
o Selama belum
tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke
dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat.Alasannya, untuk menjaga
tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal
tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus
sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam
sehari.
o Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali
pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup
atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril.Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara
dengan leluasa.
2.9 Lama waktu
Terlepasnya Tali Pusat
Tali pusat orok
berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5 – 5 cm segera setelah dipotong.
Penjepit tali pusat digunakan untuk menghentikan perdarahan. Penjepit tali
pusat ini dibuang ketika tali pusat sudah kering, biasanya sebelum ke luar dari
rumah sakit atau dalam waktu dua puluh empat jam hingga empat puluh delapan jam
setelah lahir. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical
stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3
minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu.
Tali pusat
sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau
bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau
adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya
berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus,
bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi tersebut menandakan munculnya
penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh tali pusat.
Faktor-Faktor Yang
mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat
Lepasnya tali pusat
dipengaruhi oleh beberapa ha diantaranya adalah :
1. Timbulnya
infeksi pada tali pusat ® disebabkan karena tindakan atau perawatan
yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan
bambu/ gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi
abu, tanah, minyak, daun-daunan, kopi dan sebagainya.
2. Cara
perawatan tali pusat ® penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang
dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada
tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
3. Kelembaban
tali pusat ® tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali
pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
4. Kondisi
sanitasi lingkungan sekitar neonatus ® Spora C. tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan.
3.0 Lilitan tali
pusat pada janin
Janin terlilit tali
pusat, sebenarnya tidak begitu membahayakan. Tapi kenyataannya ada janin
meninggal saat persalinan karena terlilit tali pusat.
Menurut Dr. Nining Haniyanti, SpOG sebenarnya lilitan tali pusat di leher tidak selalu membahayakan janin. Lilitan tali pusat di leher dijumpai pada sekitar 20% dari persalinan normal. Sedangkan lilitan tali pusat dua kali di leher, dijumpai pada 2,5% persalinan dan hanya 0,2% kejadian lilitan tali pusat tiga kali di leher.
Menurut Dr. Nining Haniyanti, SpOG sebenarnya lilitan tali pusat di leher tidak selalu membahayakan janin. Lilitan tali pusat di leher dijumpai pada sekitar 20% dari persalinan normal. Sedangkan lilitan tali pusat dua kali di leher, dijumpai pada 2,5% persalinan dan hanya 0,2% kejadian lilitan tali pusat tiga kali di leher.
ý Penyebab
Adanya lilitan tali
pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada umumnya tidak menimbulkan
masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul kontraksi rahim dan
kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka lilitan tali pusat
menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi pada
pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung
oksigen dan zat makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan janin
menjadi sesak atau hipoksia. Kemungkinan sebab lilitan tali pusat
pada janin :
ü Usia
kehamilan ® Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering
disebabkan karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini
mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total.
Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas.
Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami
kekurangan oksigen.
ü Polihidramnion kemungkinan
bayi terlilit tali pusat semakin meningkat.
ü Panjangnya tali pusat ® dapat menyebabkan bayi
terlilit. Panjang tali pusat
bayi rata-rata 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat
berbeda-beda. Panjang pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan
bayi, selama sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak
terhambat.
ý Tanda-Tanda
Bayi Terlilit Tali Pusat :
Beberapa hal yang
menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:
· Pada bayi
dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala
atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan
tali pusat.
· Pada janin
letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk
memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan
tali pusat.
· Dalam
kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi
dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.
· Dalam proses
persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya dapat
dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama
pada saat kontraksi rahim.
ý Penatalaksaan
Jika bayi terlilit
tali pusat, maka harus segera diambil keputusan yang tepat untuk tetap
melanjutkan proses persalinan yaitu dengan memberikan oksigen pada ibu dalam
posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan berlangsung lama dan detak
jantung janin semakin lambat (bradikardia), persalinan harus segera
diakhiri dengan tindakan operasi Cesar.
Sebenarnya bantuan
USG, hanya dapat melihat adanya gambaran tali pusat di sekitar leher. Namun,
tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin
atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Dapat saja tali
pusat tersebut hanya berjalan di samping leher bayi. Namun, dengan USG berwarna
(collor dopper) atau USG 3 dimensi, kita dapat lebih memastikan tali pusat
tersebut melilit atau tidak di leher janin, serta menilai erat tidaknya lilitan
tersebut tegasnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tali pusat atau funiculus
umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama
kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.
¥ Letak :
Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah
umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut.
Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari
tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran
spiral. Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya
40-50 cm dan diameternya 1-2 cm.
¥ Stuktur Tali
Pusat yaitu : Amnion, Tiga pembuluh darah (satu vena umbilicalis
dan dua arteri umbilicalis), Jeli Wharton.
¥ Sirkulasi
tali pusat yaitu Darah yang dibawa ke fetus melalui vena tali pusat
mengandungi oksigen dan nutrien. Darah yang dibawa dari fetus ke vilus melalui
arteri tali pusat pula mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan
urea. Bahan kumuh ini harus disingkirkan. Darah ibu yang sampai ke plasenta
melalui arteri umbilicalis mengandungi nutrien dan oksigen. Darah yang kaya
dengan oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena yang terdapat di dalam tali
pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri
dalam tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea.
¥ Fungsi tali
pusat yaitu : Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian
tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari
ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena
umbilicalis. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh
seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri
umbilicalis.
¥ Kelainan
Letak Tali Pusat. Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke
dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan
letak seperti : Insersi tali pusat Battledore dan Insersi tali pusat
Velamentous.
¥ Pemotongan
tali pusat menurut standar asuhan persalinan normal pada langkah ke 26 sampai
dengan 28 berikut ini :
a) Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
b) Menjepit
tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
c) Melakukan
urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama.
d) Memegang
tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem. (JNPKR,
Depkes RI, 2004).
¥ Perawatan
Tali Pusat
Hal yang paling
terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :
o Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih
dan kering.
o Selalu cuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat.
o Selama belum
tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke
dalam air.
o Tali pusat
juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi
lembab.
¥ Lama waktu
Terlepasnya Tali Pusat. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical
stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3
minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu.
Faktor-Faktor Yang
mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat
Lepasnya tali pusat
dipengaruhi oleh beberapa ha diantaranya adalah :
1. Timbulnya
infeksi pada tali pusat
2. Cara
perawatan tali pusat
3. Kelembaban
tali pusat
4. Kondisi
sanitasi lingkungan sekitar neonatus
¥ Lilitan tali pusat pada janin. Janin terlilit tali pusat, sebenarnya tidak begitu
membahayakan. Tapi
kenyataannya ada janin meninggal saat persalinan karena terlilit tali pusat. Lilitan tali pusat di leher dijumpai pada sekitar 20%
dari persalinan normal. Sedangkan lilitan tali pusat dua kali di leher,
dijumpai pada 2,5% persalinan dan hanya 0,2% kejadian lilitan tali pusat tiga
kali di leher.
o Penyebab ® Usia
kehamilan, Polihidramnion, Panjangnya tali pusat.
o Tanda-Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat :
- Pada bayi
dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala
atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan
tali pusat.
- Pada janin
letak sungsang atau lintang yang menetap.
- Dalam
kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi
dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.
- Dalam proses
persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat.
o Penatalaksaan ® memberikan
oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan
berlangsung lama dan detak jantung janin semakin lambat (bradikardia),
persalinan harus segera diakhiri dengan tindakan operasi Cesar.
DAFTAR PUSTAKA
Gary F Cunningham,
etc. 2005. "
Obstetri Williams ".
Jakarta : EGC.
S. A Goeslan. 1990. " Ilmu Kebidanan ".
Jakarta : Balai Pustaka.
Farrer Helen. 1999. "
Perawatan Maternitas ". Jakarta : EGC.
Henderson,
Christine. 2005. " Konsep Kebidanan ". Jakarta : EGC.
Salmah, etc. 2006. "
Asuhan Kebidanan Antenatal ". Jakarta : EGC.
http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat.../17/085333.htm.
Penulis : Evy Rachmawati. " Keajaiban dari Darah Tali Pusat
".
---------. Tabloid
Ibu Anak. " Mother
And Baby ". Update
: Monday, 07 Feb 2005 Pukul 14:10:00 WIB.
Bari Abdul Saifuddin, Noroyono Wibowo. 2008. ” Plasenta,
Tali Pusat, Selaput Janin dan Cairan Amnion ". Kuliah
Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI.
Mochtar Rustam. 1998. " Sinopsis
Obsetri ". Jakarta : EGC.
Verralls Sylvia. 1997. " Anatomi & Fisiologi Terapan
dalam Kebidanan ". Jakarta :EGC.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah sedia mengisi dengan santun