Alasan Perlu Evaluasai BOK berkaitan dengan MDGs
Millennium
Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi
Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global,
dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar
hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan
Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000 (Juknisbok, 2011).
Semua negara
yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk mengintegrasikan MDGs
sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani
penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat
mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan
manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan
kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang
dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu, Menanggulangi Kemiskinan dan
Kelaparan, Mencapai Pendidikan Dasar untuk
semua, Mendorong Kesetaraan Gender, dan
Pemberdayaan Perempuan, Menurunkan Angka Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan
Penyakit Menular Lainnya, Memastikan Kelestarian Lingkungan
Hidup, dan Membangun Kemitraan Global untuk
Pembangunan.
MDGs sebagai tujuan
pembangunan global dan Undang Undang Dasar 1945 sebagai jaminan hak
asasi warga negara dan investasi keberhasilan pembangunan bangsa menjadi
dasar pemerintah mengalokasikan dana
khusus dalam bentuk Bantuan Oprasional
Kesehatan (BOK) yang di mulai tahun 2010.Permenkes Nomor 210/Menkes/Per/I/2011 (Juknis, 2011).

Namun demikian, masih terdapat berbagai masalah yang
dihadapi oleh Puskesmas dan jaringannya dalam upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, antara lain adalah keterbatasan biaya operasional untuk
pelayanan kesehatan. Beberapa pemerintah daerah mampu mencukupi
kebutuhan biaya operasional kesehatan Puskesmas di daerahnya. Di saat yang
sama, tidak sedikit pula pemerintah daerah yang masih sangat terbatas dalam hal
alokasi untuk biaya operasional Puskesmas di daerahnya. Sementara itu, masih
terjadi disparitas antar berbagai determinan sosial di masyarakat yang meliputi
perbedaan antar wilayah, antar pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat
dan determinan sosial lainnya.
Berbagai upaya telah dan akan terus ditingkatkan baik
oleh pemerintah daerah maupun pemerintah agar peran dan fungsi Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar semakin meningkat. Dukungan
pemerintah bertambah lagi dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) bagi Puskesmas sebagai
kegiatan inovatif di samping kegiatan lainnya seperti Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Persalinan (Jampersal). Penyaluran dana BOK
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan
kesehatan bagi masyarakat di pedesaan/kelurahan khususnya dalam meningkatkan
upaya kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya target Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, sebagai tolok ukur kwalitas pelayanan
kesehatan yang semakin merata, berkualitas dan berkeadilan.
UPT puskesmas patimuan adalah salah satu puskesmas dari
40 puskesmas di kabupaten cilacap.
letaknya sebuah kecamatan di perbatasan propinsi jawa tengah dan jawa barat. Puskesmas ini
tergolong puskesmas yang jauh dari pusat pemerintahan kabupaten cilacap dengan
jarak kurang lebih 70 km,dengan wilayah kerja yang luas dan beberapa medan yang
sulit terjangkau terutama jika musim penghujan ikut serta dengan gigih
meningkatkan cakupan SPM bidang kesehatan.
Laporan
hasil cakupan kegiatan BOK tingkat puskesmas Patimuan Kabupaten Cilacap pada
tahun 2010 yaitu K4 95,44%, Komplikasi kebidanan yang diatangani 95,00%,
pertolongan persalinan nakes 95,00%, pelayanan nifas 86,97%, neunatus dengan
komplikasi yang ditangani 94,4%, cakupan kunjungan bayi 54,3%, cakupan desa UCI
100%, cakupan pelayanan anak balita 86,82%, balita gizi buruk yang mendapat
perawatan 100%, pemberian MP ASI umur 6-24 bulan dari keluarga miskin 100%,
penjarianag siswa SD dan setingkat 100%, cakupan peserta KB aktif 68,11%,
cakupan penemuan dan penaganan penderita penyakit 100%, dan cakupan desa siaga
aktif dan pembinaan UKBM 87,50%.
Pentingnya evaluasi dilakukan pada evaluasi BOK ini
sebagai bahan pertimbangan untuk melihat hasil tujuan evaluasi dan dapat
memberikan gambaran hasil evaluasi BOK yang dilakukan pemerintah melalui
puskesmas dan jaringannya sesuai juknis.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah sedia mengisi dengan santun