Taushiah Mujahidin dari Penjara untuk Presiden SBY
Wajib Baca: 6 Taushiah Mujahidin dari Penjara untuk Presiden SBY
Kopas from : http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/09/11/20574/wajib-baca-6-taushiah-mujahidin-dari-penjara-untuk-presiden-sby/
Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia dan Aparatur NKRI
Di Bumi Allah
Bapak Presiden Republik Indonesia dan Aparatur NKRI
Di Bumi Allah
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan menyertai kalian,
Segala
puji hanya milik Allah. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW tercurah juga kepada keluarga beliau SAW dan kepada
orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau SAW.
Melalui
lembar duta ini, kami menyampaikan beberapa pesan yang berangkat dari
ketulusan hati kami sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kebaikan
NKRI, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai sebuah nasihat atau
tuntutan agar Bapak Presiden dan seluruh aparatur negara bersama
seluruh warga negara Indonesia berserah diri kepada Allah dengan penuh
ketundukan. Dan kami berharap agar tulisan ini memuat seruan yang paling
baik di sisi Allah yakni muatan seruan kepada Allah SWT. Allah SWT
berfirman:
“Siapakah
yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah
SWT, mengerjakan amal yang shalih atau berkata: “Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Qs. Fushshilat 32).
Adapun pesan-pesan yang ingin kami sampaikan tersebut adalah:
1. Hentikan Penzaliman terhadap Mujahidin
Saat ini
kami sedang terzalimi dibalik jeruji yang kalian buat. Dan imbasnya,
saat ini pula istri, anak-anak, orang tua, dan saudara-saudara kami ikut
terlantar dan terzalimi. Padahal kami yang kalian tangkap, kemudian
kalian siksa melalui tangan Densus 88 hingga akhirnya kalian jebloskan
ke dalam penjara dengan tuduhan teroris ini sejatinya hanya sekedar
melaksanakan perintah Allah SWT, yang bermakna ibadah bagi kami, yakni
perintah Allah untuk merealisasikan ibadah I’dad (latihan militer).
Perintah I’dad itu tercantum sangat jelas dalam firman-Nya: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) dengan kekuatan yang kamu miliki…” (Qs Al-Anfal 60).
Dan I’dad
(latihan militer) tersebut kami lakukan dengan tujuan ibadah pula,
yakni membela saudara-saudara Muslim kami yang tertindas di Palestina
oleh kekejaman Zionis Yahudi laknatullah ‘alaih. Dan tujuan ini pun diperintahkan Allah SWT dalam ayat-Nya:
“Dan
mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah SWT dan (membela)
orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang
berdoa, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim
penduduknya. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami
penolong dari sisi-Mu” (Qs An Nisa’ 75).
…Kami yang kalian siksa melalui tangan Densus 88 lalu kalian jebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan teroris ini hanya sekedar melaksanakan perintah Allah SWT…
Bukankah
negeri ini menjamin penduduknya untuk beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya? Bukankah tragedi Marmara adalah bukti bahwa masalah
Palestina adalah tragedi kemanusiaan bagi penganut agama Nasionalis
sekalipun?!
Wahai
hamba-hamba Allah SWT, Bapak Presiden dan pihak-pihak terlibat dalam
penzaliman terhadap kami dan menelantarkan anak-anak, istri, orang tua
dan saudara-saudara kami!
Kami
memang tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa, serta tidak
mampu berbuat banyak ketika menerima perlakuan zalim dari kalian. Akan
tetapi kami mempunyai Allah SWT, Dialah sebaik-baik tempat bersandar
dari segala urusan kami. Kelak kami akan menuntut kalian di hadapan
Allah SWT dari setiap kezaliman yang kalian timpakan kepada kami dan
kepada anak-anak, istri, dan orang tua serta saudara-saudara kami dari
sebab penerapan jerat-jerat hukum kalian yang berserikat dengan ‘pesanan
Amerika’, Negara Kafir Salibis, musuh Allah SWT. Kami akan menuntut
kalian semua di hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya
orang-orang yang menimpakan fitnah (menangkap, menyiksa, membunuh,
memenjarakan) orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, kemudian
mereka tidak bertaubat, maka mereka akan mendapatkan azab Jahanam dan
akan memperoleh azab yang membakar” (Qs Al-Buruj 10).
…Kelak kami akan menuntut kalian di hadapan Allah SWT dari setiap kezaliman yang kalian timpakan kepada kami…
2. Tinggalkan Agama Nasionalisme
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Mengapa
kalian memenjarakan dan menzalimi kami yang ingin membela saudara muslim
kami yang tertindas di bumi Palestina? Jawaban apakah yang kalian
siapkan seandainya kelak Allah meminta pertanggungjawaban kalian atas
penentangan kalian terhadap syariat Allah dalam perkara ini?
Untuk
itu tingggalkanlah agama nasionalis ini! Karena penerapannya hanya akan
mengkotak-kotakkan umat Islam dengan sekat-sekat teritorial. Kalian
menyebut non muslim sekalipun dengan sebutan saudara sebangsa dan
setanah air, sementara saudara muslim yang di Palestina kalian biarkan
mengalir air mata dan darahnya. Ironinya, kami umat Islam yang ingin
membela kaum yang tertindas itu kalian tangkap dan kalian penjarakan.
…Jawaban apakah yang kalian siapkan seandainya kelak Allah meminta pertanggungjawaban kalian atas penentangan kalian terhadap syariat Allah…
Dan
agama nasionalis pula yang menyebabkan negeri ini berseteru dengan
jirannya yang juga mayoritas muslim. Gara-gara klaim sepetak bumi yang
hakikatnya adalah milik Allah untuk hamba-hamba-Nya yang bernama
Ambalat. Sungguh ironis, militer kalian memberangus para pejuang syariat
Allah semenjak era Soekarno, dan tidak tergerak untuk membela kaum
muslimin yang dibantai di Palestina, Afganistan, Iraq, Somalia, Suriah,
dan Rohinggya.
Duhai, bagaimanakah nasib kalian kelak di hadapan Allah?!
3. Terapkan Syariat Allah Secara Kaffah
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Kami
menyerukan agar penyelenggara negara mengajak seluruh kaum muslimin di
negeri ini untuk beribadah kepada Allah, menaati perintah dan menjauhi
larangan-Nya, dengan menerapkan syariat Allah dalam semua aspek
kehidupan.
Kalian
telah mengetahui bahwa Allahlah satu-satunya Rabb (Pencipta, Pemilik,
Pemelihara, Pemberi Rezeki, dan yang Paling berhak untuk ditaati). Akan
tetapi, kalian telah melampaui batas hingga berubah menjadi thaghut yang
menantang Allah dengan menandingi syariat-Nya. Kalian berani
mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa-apa yang
diharamkan Allah. Kalian berani mencampakkan syariat Allah dan
menerapkan syariat buatan kalian.
Penduduk
negeri ini kalian izinkan rukuk dan sujud kepada Allah. Namun dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kalian paksa mereka
mentaati syariat kalian. Akhirnya rakyat negeri ini beribadah kepada
Allah dan beribadah pula kepada thaghut (sosok kalian).
…Janganlah menerapkan syariat Islam hanya sebagian dan mengoplosnya dengan sistem Pancasila, nasionalis sekuler, demokrasi, pluralis, liberalis, kapitalis, atau sosialis…
Tidakkah
kalian menyadari bahwa di dalam syariat buatan itu kalian menyuburkan
riba perbankan, memungut pajak prostitusi dan miras, melestarikan budaya
kesyirikan di Tengger, Borobudur, Ngaben, Larung tumpeng, Asmat,
Sekaten, dan membanggakan budaya telanjang berkedok wisata di Bali.
Kalian hapus sanksi hukum potong tangan dan rajam tanpa merasa bersalah
sama sekali!
Kapan
lagi kalian sadar dan bertaubat serta menerapkan syariat Allah?!
Janganlah kalian rampas hak membuat syariat dan hak untuk ditaati dan
diibdahi dalam perkara-perkara yang telah baku dalam Islam, yang mana
kedua hal tersebut adalah mutlak menjadi hak Allah Ta’ala!
Terapkanlah
syariat Allah dengan kaffah (menyeluruh), dan janganlah mengambil
sebagian syariat dan mencampakkan sebagiannya. Sikap ini hanya akan
mendatangkan kehinaan dan azab yang pedih dari Allah. Perhatikan ancaman
Allah dalam firman-Nya:
“…
Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian
yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di
antara kalian, kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada hari
kiamat nanti mereka akan dikembalikan kepada siksa yang sangat berat…” (Qs Al-Baqarah 85).
Janganlah
menerapkan syariat Islam hanya sebatas nuansa yang hanya sedikit
mewarnai sistem atau ajaran Pancasila, nasionalis sekuler, demokrasi,
pluralis, liberalis, kapitalis, atau sosialis, karena Allah telah
berfirman:
“Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah, dan kalimat Allah (Islam) itulah yang tinggi…” (Qs At-Taubah 40).
…Tinggalkan ideologi yang menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, karena hal itu hanyalah dusta…
4. Jadikan Syariat Islam sebagai Sumber Segala Sumber Hukum!
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Takutlah
kepada Allah, tinggalkan ideologi yang menjadikan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum, karena hal itu hanyalah dusta.
Kembalilah kepada sumber dari segala sumber hukum yang sebenarnya yakni
syariat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah). Tinggalkanlah ajaran atau ideologi
liberalis kapitalis, nasionalis, demokrasi, dan sekuler, karena semua
ideologi tersebut bersumber dari hawa nafsu yang akan melahirkan
kerusakan ketika diterapkan. Mengenai hal ini Allah berfirman:
“Andaikata
kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan
bumi ini dan semuanya yang ada didalamnya. Sebenarnya kami telah
mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka (Al-Qur’an) tetapi mereka
berpaling dari kebanggaan itu.” (Qs Al-Mu’minun 71).
Kami
yakin bahwa kalian akan membenarkan perkataan kami manakala kami
mengatakan bahwa Allah tidaklah menciptakan kita dengan main-main, dan
Syariat Allah pun diturunkan bukan untuk dipermainkan.
…Tinggalkanlah ideologi liberalis kapitalis, nasionalis, demokrasi, dan sekuler, karena semua ideologi tersebut bersumber dari hawa nafsu yang akan melahirkan kerusakan…
Wahai hamba Allah!
Kapan
lagi kalian mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan? Kapan
lagi kalian mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk mentaati Allah
dengan sepenuh ketundukan? Apakah dalam kondisi tidak menerapkan syariat
Allah seperti ini, lantas tiba-tiba Allah mewafatkan kalian, maka
kalian akan selamat di sisi Allah? Bertaubatlah, sungguh Allah
benar-benar Maha Pengampun dan Maha Penyayang!
5. Tinggalkanlah Agama Sesat Demokrasi
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah
agama sesat demokrasi yang menentang ajaran Islam, karena dari
demokrasi ini lahir parlemen yang membuat syariat, padahal Syariat Allah
telah turun, lengkap dan sempurna. Seandainya syariat ini perlu
penyempurnaan, atau perubahan, atau perbaikan, sudah barang tentu Allah
akan menurunkan nabi baru, padahal Rasulullah SAW adalah Nabi yang
terakhir, dan Islam benar-benar telah sempurna.
“…Pada
hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah Kucukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Kuridhai Islam menjadi aturan hidup bagimu…” (Qs Al-maidah 3).
…Tinggalkanlah agama sesat demokrasi yang menentang ajaran Islam…
Dan
kalian pun tentu tahu bahwa di dalam ajaran demokrasi dagangan Amerika
ini terdapat doktrin kafir yang sangat berbahaya, yakni “suara rakyat
adalah suara tuhan”. Doktrin ini bukan hanya kata-kata kosong tanpa
makna, akan tetapi benar-benar dipraktikkan dengan kesungguhan. Doktrin
ini benar-benar mendaulat rakyat sebagai tuhan, dan disematkan pula pada
tuhan-tuhan rakyat ini dengan manfaat yang hanya layak disandang oleh
Allah yakni, Kedaulatan (yang kalian sifati dengan sifat: asli,
tertinggi dan tak terbagi-bagi) yang tertinggi ada di tangan rakyat.
Subhanallah!! Maha Suci Allah dari apa yang kalian persekutukan! Lantaran dengan keyakinan ini, kalian anggap apa?
Bapak Presiden dan seluruh aparatur NKRI,
Semoga
hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan kalian. Seharusnya akal
sehat dan nurani kalian memberontak ketika suara rakyat yang majemuk
latar belakang, keyakinan, dan agamanya, serta tidak bisa lepas dari
hawa nafsu dan bisikan syaitan lebih kalian taati sebagai tuhan,
sedangkan syariat Allah yang merupakan firman-Nya justru kalian
campakkan. Dan lebih dari itu, Allah telah menjelaskan bahwa suara
rakyat adalah menyesatkan dari jalan Allah.
“Dan
jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah yang mereka ikuti hanya persangkaan
belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs Al-An’am 116).
6. Terapkan Syariat, Tinggalkanlah Faham Pluralis
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah ajaran pluralis, cukuplah beberapa ayat ini sebagai peringatan:
“Barang
siapa mencari din (Agama) selain Islam, maka tidaklah akan diterima
agama itu daripadanya, dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Qs Ali Imran 85)
“Sesungguhnya Agama yang di sisi Allah hanyalah Islam…” (Qs Ali Imran 19).
“Maka
apakah mereka akan mencari Agama yang lain selain Agama Allah, padahal
apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya (baik)
dengan suka atau terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?” (Qs Ali Imran 83)
“Sungguh telah kafirlah orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putra Maryam…” (Qs Al-Ma’idah 17 & 72)
“Sungguh telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga…” (Qs Al-Ma’idah 73).
…Apakah Pancasila yang kalian anggap sakti dan dengan jiwa raga kalian bela, nantinya akan mampu menyelamatkan kalian dari azab Allah?…
Wahai hama-hamba Allah, Bapak Presiden dan aparatur NKRI,
Terapkanlah
syariat Allah di negeri mayoritas Muslim ini, supaya Allah meridhai dan
merahmati kalian dan negeri ini, agar Allah menurunkan berkah dari
langit dan menumbuhkannya dari bumi.
Terapkanlah
syariat Allah agar kalian selamat dan menjadi ringan urusan kalian
kelak di akhirat nanti. Jangan sampai seluruh penduduk negeri ini kelak
menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kalian adalah orang-orang yang
enggan dengan syariat-Nya, enggan untuk tunduk patuh melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan-Nya, justru menghasung orang-orang untuk
menjunjung tinggi undang-undang (syariat) buatan kalian yang sebagian
besarnya menyelisihi Syariat Allah dan atau tidak bersumber dari
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya, serta memusuhi para pejuang syariat
Allah!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Coba
renungkan, seandainya Allah mewafatkan kalian dalam keadaan kalian
enggan terhadap syariat-Nya, maka apakah kalian yakin bahwa Allah akan
ridha dan tidak murka kepada kalian? Bukankah kematian itu pasti akan
terjadi dan kehidupan akhirat adalah benar adanya? Apakah tuhan-tuhan
orang Nasrani, Hindu, Budha dan Konghucu yang kesemuanya kalian anggap
benar (pluralis) nanti akan bersekutu untuk menyelamatkan kalian dari
murka Allah? Apakah rakyat yang kalian nobatkan sebagai tuhan, dan
Pancasila yang kalian anggap sakti dan dengan jiwa raga kalian bela,
nantinya akan mampu menyelamatkan kalian dari azab Allah? Ataukah kalian
meyakini bahwa tuhan rakyat dan si sakti Pancasila memiliki surga
hingga kalian masuk ke dalamnya, sementara kami masuk nerakanya karena
kami ingin merongrongnya dan mengusung tegaknya Syariat Allah di Negeri
ini?
Semoga
Allah mengaruniai kami keteguhan, kesabaran, dan keikhlasan seandainya
kalian menghukum mati kami karena adanya seruan ini!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kami
yang ingin mengajak kalian untuk mengagungkan Allah dengan sebenar-benar
pengagungan, maka kamikah yang benar? Ataukah kalian yang mencurahkan
tenaga, waktu, dan pikiran untuk menghalangi tegaknya syariat Allah dan
lebih suka dengan syariat tandingan (bahkan sebagiannya adalah syariat
warisan penjajah Belanda yang kafir) yang kelak akan selamat di sisi
Allah?
Wahai hamba-hamba Allah,
Takutlah
kalian kepada Allah! Ketahuilah bahwa kekuasaan adalah fitnah yang
kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Takutlah kalian
kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin parah di negeri ini!
Lapindo, tsunami, tanah longsor, gempa, banjir, gunung meletus. Tidaklah
mustahil langit dan bumi mengutuk dan murka kepada manusia-manusia
sombong yang berani menantang Penciptanya!
Takutlah
kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin meningkat di
negeri ini! Korupsi, kriminalitas, dekadensi moral, kezaliman,
ketidakadilan, sogok, suap, hilangnya keamanan dan kesejahteraan,
kemiskinan, dan penjara yang senantiasa penuh! Kembalilah kepada Allah
dengan berserah diri kepada-Nya dan dengan menjalankan Syariat-Nya
dengan penuh ketundukan! Yakinlah bahwa Syariat Allah adalah solusi dari
keterpurukan, dan alternatif terbaik untuk diterapkan di negeri ini
yang majemuk suku, agama, dan rasnya sekalipun!!! Apakah kalian ragu
bahwa Allah Maha Kuasa mengatur makhluk-Nya? Apakah kalian merasa lebih
mampu daripada Allah? Ya Allah, lapangkanlah dada mereka untuk taat
kepada-Mu!
…Tinggalkanlah loyalitas kepada para musuh Allah, teroris sejati, manusia kera dan babi yakni Amerika dan sekutunya. Tangan-tangan mereka berlumuran dengan darah kaum Muslimin…
Wahai hamba-hamba Allah,
Kalau
kami yang ingin mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan ini
kalian anggap tidak layak tinggal di NKRI, maka bukankah kalian yang
enggan untuk taat kepada Allah adalah lebih tidak layak tinggal di
kolong langit (kerajaan Allah)? Dan kalau kalian benar-benar menjatuhkan
hukuman mati atas kami dari sebab seruan ini, maka sesungguhnya kami
telah memohon kesyahidan (mati syahid) kepada Allah lantaran penolakan
kalian terhadap seruan ini.
Dan
seruan terakhir kami adalah, tinggalkanlah loyalitas kalian kepada para
musuh Allah, teroris sejati, dan manusia kera dan babi yakni Amerika dan
sekutunya yang hingga saat ini tangan-tangannya masih saja berlumuran
dengan darah kaum Muslimin!!!
“Kamu
tidak akan menjumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya…” (Qs Al-Mujadilah 22).
LP Cipinang, Sabtu 14 Syawal 1433 H
Al-Faqir Ilallah:
1. Usyaq As-Syuhadah Rahmadi Nowo Kuncoro
2. Abdullah Sonata
3. Badru Adi Munadi
4. Kurnia Widodo
5. Tanjung Fahrur Rozi
6. Abu Haekal Bakhti Rasna
1. Usyaq As-Syuhadah Rahmadi Nowo Kuncoro
2. Abdullah Sonata
3. Badru Adi Munadi
4. Kurnia Widodo
5. Tanjung Fahrur Rozi
6. Abu Haekal Bakhti Rasna
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah sedia mengisi dengan santun