Asekep Dermatitis
Asekep Dermatitis | Daftar Pustaka | Tab Askep
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah
pencipta langit dan bumi yang telah melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat
iman dan kekuatan sehingga Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat
diselesaikan.
Makalah
Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas
mata kuliah Keperawatan Dewasa 3 program studi S1 Keperawatan STIKES Mitra
Bunda Persada Batam. Dalam dua minggu penulis mengumpulkan bahan sampai pada
analisa hingga Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan.
Penyusun
Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan. ini tidak
mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk
itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang tulus teman-teman dan
semua pihak yang telah membantu sehingga Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis
ini dapat diselesaikan.
Sangat
disadari Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan. ini
baik isi maupun tehnik penulisannya masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
sangat diharapkan saran dan perbaikan dari pembaca demi penyempurnaan Makalah
Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan.
Batam,
25 Maret 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan
organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan
benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas
diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi
kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah
diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba,
tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling
bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis,
dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi
menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis
terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen,
elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit
mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi
nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit,
dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing.
Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk
kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis
yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam
berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya,
dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis
muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian
tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah
Asuhan Keperawatan Pada klien dengan Dermatitis”.
2.
TUJUAN MAKALAH
a.
Tujuan Umum
ü
Mampu untuk Memahami Konsep
Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis
b.
Tujan Khusus
ü
Mampu Untuk Mengetahui Penyebab
Penyakit Dermatitis
ü
Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis
Penyakit Dermatitis
ü
Mampu Untuk Memahami Asuhan
Keperawatan Penyakit Dermatitis
|
BAB II
PEMBAHASAN
1.
KONSEF DASAR
A.
Defenisi
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan
klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
dan keluhan gatal).
(Adhi Juanda,2005)
Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti
sengatan sinar matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan
bahan-bahan kimia.
(812 Resep U/ Mengobati 236 Penyakit Oleh H. Arief Hariana:Hml 136)
Dermatitis lebih dikenal
sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.
B.
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri
dan fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Alergi adalah
perubahan kemampuan tubuh yang di dapat dan spesifik untuk bereaksi.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu),
mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen),
misalnya dermatitis atopik. (Adhi Djuanda,2005)
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya
memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang pecah-pecah dan
meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip
merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi
di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang
terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh
dan selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi
yang menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala
antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami
bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun
mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan,
parfum, kosmetik atau rumput.
2.Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang
kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan
pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005)
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil,
datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul
saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi.
Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya
muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang
dari leher.
3.Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara
kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini
seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam
keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
4.Stasis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau
hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang
kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis
muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan
kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).(Adhi Djuanda,2005)
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).(Adhi Djuanda,2005)
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan
pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis
biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah
satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin
bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan
dewasa. (ros/Detikhealth).
C.
PATOFISIOLOGI
1.
Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas
tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase
sensitisasi) dan fase elisitasi.
Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit
mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah
saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul
gejala klinis
Pada fase induksi, hapten
(proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan berikatan dengan protein
barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses
lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi
limfoisit T yang belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi
limposit T, melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi
ke darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan
berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel
memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke
kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau
serupa. Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu
menarik berbagai sel radang sehingga terjadi gejala klinis.
2.
Dermatitis Atopik
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang
memberi reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan
emnekan produksi sel T. Sel mast
meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan
melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa.
Kemungkinan zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena
gerakan akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara
berlebihan diturunkan secara genetik
3.
Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler,
dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif
jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh
4.
Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan
melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler
masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama
berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi
eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi
hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama,
edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam
5.
Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama
kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae,
presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit
kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah
disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut
D.
MANIFESTASI KLINIK
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti
dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor),
edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa).
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapt lesi polimorfi yang dapat
timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema
sangat jelas pada kulit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir)
dan genetelia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis basah berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang
kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika
disertai infeksi. Dermatitis sika (kering) berarti tdiak madidans bila
gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan
krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila
proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
E.
KOMPLIKASI
1.
Kerusakan integritas
kulit
2.
Gangguan Konsep diri
3.
Infeksi sekunder
4.
Gangguan rasa nyaman
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Laboratorium
ü Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
2.
Penunjang
ü
pemeriksaan
histopatologi
G.
PENATALAKSANAAN
1.
Mengatasi kerusakan
integritas kulit
2.
Mengatasi hipotermia
3.
Meningkatkan konsep
diri klien
4.
Emolient untuk
mengurangi kulit yang kaku
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
1.
Identitas Pasien.
ü Nama Pasien
ü Alamat
ü Pekerjaan Pasien
ü Umur
ü Agama/Suku
2.
Keluhan Utama.
ü
Nyeri
ü
Gelisah
ü
Gatal
ü
Kerusakan intergitas kulit
3.
Pemeriksaan Fisik.
ü
Tekanan Darah
ü
Nadi
ü
Pernafasan
ü
Suhu
ü
Skala Nyeri
4.
Riwayat Kesehatan.
a.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
ü
Klien merasa nyeri
ü
Terdapat Vesikel/ bula pada Kulit Klien
ü
Gatal dan Lesi
b.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Penyakit yang sama
ü
Klien Pernah Mengalami
Penyakit yang sama sebelumnya
ü
Apakah klien pernah mengalami
penyakit kulit sebelumnya
c.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
ü
Apakah terdapat keluarga klien yang
mengalami penyakit yang sama
ü
Apakah ada keluarga klien mengalami
penyakit Kulit
d.
Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
ü
Cara klien menyelesaikan stresor
ü
Perasaan klien saat ini
ü
Respon klien terhdap penyakitnya
ü
Tingkat kecemasaan klien
e.
Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
ü
Pemakaian obat sebelumnya
ü
Klien pernah alergi terhadap obat
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana Keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria hasil
|
Rencana Tindakan
|
||
1
|
Ganguan integritas kulit, b.d
Vesikel/bula yang pecah.) :
DS : -
DO : Pada seluruh tubuh terdapat kondisi
bula/vesikel yang pecah akibat garukan
|
Tujuan :
Integritas kulit pasien kembali utuh
Kriteria hasil :
Kulit utuh, eritema dan skuama hilang
Krusta menghilang
Daerah axilla dari inguinal tidak
mengalami maserasi
|
ü Lakukan inspeksi lesi setiap hari
ü Pantau adanya tanda-tanda infeksi
ü Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam
ü Bantu mobilitas pasien sesuai kebutuhan
ü Pergunakan sarung tangan jika merawat lesi
ü Jaga agar alat tenun selau dalam keadaan bersih dan kering
|
2
|
Resiko infeksi,b.d vesikel/bula yang
pecah (garukan terus menerus) ditandai dengan :
DS : -
DO : Seluruh tubuh berwarna kemerahan
dengan skuama berwarna putih diatasnya dan mengelupas
|
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
Hasil pengukuran tanda vital
dalam batas normal.
- RR :16-20 x/menit
- N : 70-82 x/menit
- T : 37,5 C
- TD : 120/85 mmHg
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
(kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa)
Hasil pemeriksaan laborat dalam batas
normal Leuksosit darah : 5000-10.000/mm3
|
ü Lakukan teknik
aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien
ü Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
ü Observasi adanya tanda-tanda infeksi
ü Batasi jumlah pengunjung
ü Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP
ü Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien
|
3
|
Gangguan konsep diri,b.d perubahan
body image
Ditandai dengan :
DS : Pasien menyatakan “mengapa saya
kelihatan aneh seperti ini?”
DO : Pasien sering menutupi tubuhnya
dengan selimut dan menyendiri
|
Tujuan :
Pasien tidak mengalami gangguan konsep
diri body image
Kriteria hasil :
Pasien tidak menarik diri dari kontak
social
Pasien mau berpartisipasi dalam
perawatan dirinya
Ekspresi wajah pasien tidak
menunjukkan tanda berduka
|
ü Berikan support pada pasien untuk menerima keadaannya
ü Kaji persepsi pasien tentang gambaran dirinya
ü Jaga komunikasi yang baik dengan pasien dan bantu pasien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
ü Catat adanya tingkah laku non-verbal atau tingkah laku negative
ü Libatkan keluarga untuk meningkatkan konsep diri pasien
|
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada
bab sebelumnya dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa penyakit dermatitis merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis pada
kulit.
Kemudian asuhan keperawatan dilakukan sebagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan dasar klien dan mengembalikan kondisi klien seoptimal
mungkin dengan cara memberikan beberapa tindakan dan perawatan secara
profesional.
2.
Saran
a. Diharapkan
selalu menjaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit dermatitis
b. Memberikan
asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami penyakit dermatitis secara
profesional
c. Memberikan
pendidkan kesehatan kepada masyarakat tentangkebersihan diri dan pola diet yang
baik.
Daftar Pustaka
1. Djuanda
A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S editor. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Edisi
kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1993
2. Leung
DYM, Tharp M, Boguniewi CZ. Atopic Dermatitis. Dalam: Friedbergin, Eisen AZ,
Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrik TB, ads. Fitzpatrik’s
Dermatology In General Medicine. New York Mc Graw-Hill, 1999: 1464-80
3. http://www.semarang-eye
centre.com/v1.1/index.php?option=com_content&view=article&id=72:artikel-terbaru-penyakit-kulit-dermatitis&catid=5:kesehatan&Itemid=22
4. Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan
keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku kedokteran,EGC
5. kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media
Aesculapius
6. Google.co.id.Kata kunci “Askep Dermatitis”
7. Patofisiologi II.2001.Edisi 3.Jakarta Penerbit buku
kedokteran,EGC
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah sedia mengisi dengan santun