Makalah Bbl Dengan Komplikasi Caput Suksedaneum
MAKALAH BBL DENGAN KOMPLIKASI CAPUT
SUKSEDANEUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelahiran
seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang
lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang,
dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan
dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang
terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin.
Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan
gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan
pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya.
Proses kelahiran
sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan,
diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal,
dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan
kontraksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia yang berat ataupun trauma lahir.
Pada saat
persalinan, perlukaan atau trauma kelahiran kadang-kadang tidak dapat
dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh
salah satu sebab. Penanganan persalinan secara sempurna dapat mengurangi
frekuensi peristiwa tersebut.
Insidensi trauma
lahir diperkirakan sebesar 2-7 per 1000 kelahiran hidup. Walaupun insiden telah
menurun pada tahun-tahun belakangan ini, sebagian karena kemajuan di bidang
teknik dan penilaian obstetrik, trauma lahir masih merupakan permasalahan
penting, karena walaupun hanya trauma yang bersifat sementara sering tampak
nyata oleh orang tua dan menimbulkan cemas serta keraguan yang memerlukan
pembicaraan bersifat suportif dan informatif. ,Beberapa trauma pada awalnya
dapat bersifat laten, tetapi kemudian akan menimbulkan penyakit atau akibat
sisa yang berat. Trauma lahir juga merupakan salah satu faktor penyebab utama
dari kematian perinatal. Di Indonesia angka kematian perinatal adalah 44 per
1000 krlahiran hidup, dan 9,7 % diantaranya sebagai akibat dari trauma lahir.
Bayi baru lahir
( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan
usia gestasi 38-42 minggu. (Donna L. Wong, 2003)
Caput
Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim
yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua
hari. (www.begaul.com )
Caput
suksedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat
pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan
pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006)
Kelainan pada
ibu dan bayi dapat terjadi di beberapa saat sesudah persalinan bahkan
persalinan normal sekalipun. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bulan
merupakan tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap keselamatannya dan juga
pada ibu pada persalinan normal. Saat ini angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia,
berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000
kelahiran hidup. Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada
tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26.9/1.000 kelahiran hidup. (www.tenaga-kesehatan.or.id
)
Di Jawa Timur
AKI dan AKB pada tahun 2006 adalah mencapai 72/100.000 kelahiran.
(www.dinkesjatim.go.id ).
Sedangkan untuk
daerah Blitar sendiri pada tahun 2007 tercatat AKB sebesar 100,2/100.000
kelahiran hidup dan AKI sebesar 3,06/1.000 kelahiran hidup. (www.dinkes
Blitar.go.id )
Dan untuk
masalah terjadinya caput succedaneum pada bayi khususnya di RSD Mardi Waluyo
Blitar di awal tahun 2008 adalah disebabkan persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi dan kala II memanjang. Dengan angka kejadian untuk persalinan dengan
vakum ekstraksi 40 dari 809 persalinan dan kala II memanjang 27 dari 809
persalinan di RSD Mardi Waluyo Blitar. Untuk Caput Succedaneum tidak tercatat
dalam dalam data Ruang Neonatus RSD Mardi Waluyo.
Kejadian caput
succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan
uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi. (Abdul Bari Saifuddin, 2001)
Sebagian besar
cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan
lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau
posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero.
( Helen Varney dkk, 2007 )
Untuk penanganan
caput succedanaum tidak ada penanganan khusus karena dapat menghilang dengan
sendirinya. ( www.anakku.net )
Dan dari sumber
lain caput akan menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. ( Prof. dr. Abdul Bari
Saifuddin, SpOG, MPH ). Bahkan akan menghilang dalam 1 hari. ( www.ayahbunda-online.com
).
1.2 Tujuan
Penulisan
1.2.1 Tujuan
Umum
Adapun tujuan
umum yaitu memberikan Asuhan Neonatus dengan Jalan Lahir yang terdiri dari
caput suksedaneum, cephalhematoma, trauma pada flexus brachialis, fraktur
klavikula dan fraktur humerus.
1.2.2 Tujuan
Khusus
Tujuan khusus
yaitu terdiri dari :
1.
Mengantisipasi masalah atau resiko yang akan terjadi saat persalianan
2. Memberikan
Asuhan Neonatus pada BBL agar tidak terjadi cacat
3. Melakukan
tindakan segera pada BBL yang mengaami jejas persalinan
4. Mengevaluasi
hasil Asuhan Neonatus yang diberikan pada BBL
1.3 Manfaat
Penulisan
1.3.1 Institusi
Pendidikan
Diharapkan
dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan dapat memberikan ilmu
pengetahuan dan ketrerampilan dasar yang diberikan. Sehingga akan mendatangkan
calon-calon bidan yang professional.
1.3.2 Institusi
Kesehatan
Diharapkan
dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan dapat mencegah terjadinya
kasus serupa sehingga mengurangi AKB di Indonesia, serta dapat mengurangi
resiko bayi lahir cacat.
1.3.3 Institusi
Mahasiswa
Diharapkan
dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan, mahasiswa lebih dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diberikan saat melakukan pendidikan
selama dalam perkuliahan. Serta dapat melakukan keterampilan dasar praktik
dilapangan.
1.4 Ruang
Lingkup
Ruang lingkup
dari pembuatan makalah ini yaitu mencangkup :
1. Keadaan
kesehtan ibu dan anak di Indonesia meliputi angka kematian, penyebab kesakitan
dan kematian
2. Peran dan
tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak
3. Pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan anak normal serta factor-faktor yang mempengaruhinya
4. Kebutuhan
fisik serta psikologis anak
5. Prinsip dan
standar nitrisi pada bayi dan anak
6. Prinsip
keselamatan bagi bayi dan anak
1.5 Sistematika
Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini
makalah membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, menfaat penulisan,
ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Pada bab ini
makalah membahas tentang asuhan neonates dengan jejas persalinan yang terdiri
dari caput suksedaneum, cephalhematoma, trauma pada flexux brachialis, fraktur
klavikula dan fraktur humerus.
BAB III TINJAUAN
KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Pada bab ini
makalah membahas tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Cedera lahir
adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat
tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan
fisiologis persalinan. (YPB, maternal neonatal. 2007).
Sebagian besar
cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan
lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau
posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero.
( Helen Varney dkk, 2007 )
Trauma lahir
adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran.
Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik,
baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat
bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat
ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama
sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang
terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau
sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi
trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena
kulit kepala atau resusitasi.
A. Caput
Suksedaneum
a. Pengertian
Caput
suksedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat
pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan
pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006).
Kejadian caput
succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan
uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi. ( Abdul Bari Saifuddin, 2001).
Caput
suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau
dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi
pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.
Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono
Prawirohardjo, 2007).
a. Gejala
Caput
succedaneum muncul sebagai pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis
tengah dan atas garis jahitan dan berhubungan dengan kepala pencetakan.
Caput
Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher
rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu
dua hari. (www.begaul.com )
b.
Patofisiologis
Kelainan ini
timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran
cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan
sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat
bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran
sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat
melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan
terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
c. Manajemen
Manajemen terdiri
dari pengamatan saja lengkap dan cepat pemulihan biasanya akan terjadi dengan
caput succedaneum. Jika kulit kepala bayi kontur telah berubah, kontur normal
harus kembali.
Bayi akan sering
(dimengerti) marah sehingga mungkin memerlukan analgesia untuk sakit kepala dan
penanganan harus disimpan ke minimum untuk beberapa hari pertama.
d. Faktor
Predisposisi
1. Persalinan
dengan partus lama, partus dengan tindakan
2. Sekunder dari
tekanan uterus atau dinding vagina
e. Penanganan
dan Pencegahan
a) Bayi dirawat
seperti pada perawatan bayi normal
b) Observasi
keadaan umum bayi
c) Pemberian ASI
adekuat
d) Cegah
terjadinya infeksi
e) Untuk
penanganan caput succedanaum tidak ada penanganan khusus karena dapat
menghilang dengan sendirinya ( www.anakku.net )
f) Dengan
menggendong bayi secara terus menerus agar kelainan pada bayi dapat disembuhkan
f. Komplikasi
a) Kaput
hemorargik
b) Infeksi
c) Ikhterus
d) Anemia
B.
Cephalhematoma
a. Pengertian
Cephalhematoma
adalah subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau
tekanan jalan lahir, dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.
Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati
hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3
bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan
hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin.
Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono
Prawirohardjo,2007).
Kelainan ini
disebabkan oleh perdarahan subperiostal tulang tengkorak dan terbatas tegas
pada tulang yang bersangkutan, tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya. Tulang
tengkorak yang sering terkena ialah tulang temporal atau parietal. Ditemukan
pada 0,5-2% dari kelahiran hidup. Kelainan dapat terjadi pada persalinan biasa,
tetapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan
alat, seperti ekstra cunam atau ekstraktor vakum. (Sarwono, 2006).
a) Gejala
Gejala lanjut
yang mungkin terjadi ialah anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang
cephalematoma disertai pula dengan fraktur tulang tengkorak dibawahnya atau
perdarahan intracranial. (Sarwono, 2006)
Bila tidak
ditemukan gejala lanjut, cephalematoma tidak memerlukan perawatan khusus.
Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada
kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai klasifikasi.
(Sarwono, 2006)
b) Patofisiologi
Adapun
pathophysiologi cephalhematoma yaitu:
1) Rupture
pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum
2) Didalam
subperiosteal mengandung banyak darah
c) Faktor
Predisposisi
Tekanan jalan
lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan. Moulage terlalu keras.
Partus dengan tindakan seperti forcep, vacum ekstraksi
d) Komplikasi
1. Ikterus
2. Anemia
3. Infeksi
4. Kalasifikasi
mungkin bertahan selama > 1 tahun
Gejala lanjut
yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang
disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra
kranial.
Bila tidak
ditemukan gejala lanjut, cephal hematoma tidak memerlukan perawatan khusus.
Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada
kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai kalsifikasi.
Cefalhematoma
merupakan perdarahan subperiosteum. Cefalhematoma terjadi sangat lambat,
sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cefalhematoma
dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran
perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan,
namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan
insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko
infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati
dan perdarahan intrakranial.
Pengertian
istilah cephalhematoma mengacu pada pengumpulan darah di atas tulang tengkorak
yang disebabkan oleh perdarahan subperiosteal dan berbatas tegas pada tulang
yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya,sering ditemukan
pada tulang temporal dan parietal. Kelainan dapat terjadi pada persalinan
biasa, tetapi lebih sering paada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri
dengan alat, seperti ekstraksi cunam atau vakum.
C. Trauma pada Flexus
Brachialis
a) Pengertian
Kelainan-kelainan
ini timbul akibat tarikan yang kuat didaerah leher pada saat lahirnya bayi,
sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis. Hal ini ditemukan pada
persalinan letak sungsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usahan
melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi-kepala, kelainan dapat
terjadi pada janin dengan bahu lebar. Disini kadang-kadang dilakukan tarikan
pada kepala agak kuat ke belakang untuk melahirkan bahu depan (Sarwono, 2007).
a) Patofisiologis
Jejas pada
pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa
paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi
pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi
makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama
persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan
berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan
berlebihan pada bahu.
Trauma pleksus
brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke.
Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami
trauma (Sarwono, 2007).
b) Penanganan
dan Pencegahan
Pengobatan pada
trauma pleksus brakialis terdiri atas imobilisasi parsial dan penempatan posisi
secara tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur.
Penanggulangan
dengan jalan meletakan lengan atas dengan posisi abduksi 90º dan putaran
keluar. Siku berada dalam pleksi 90º disertai supinasi lengan bawah dengan ekstensi
pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan. Posisi ini dipertahankan
beberapa waktu. Penyembuhan biasanya terjadi setelah beberapa hari,
kadang-kadang sampai 3-6 bulan (Sarwono, 2007).
D. Fraktur
klavikula
a) Pengertian
fraktur klavikula
Fraktur ini
mungkin terjadi apbila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan.
Klavikula adalah daerah tulang tersering yang mengalami fraktur. Letak
tersering adalah di antara 1/3 tengah dan lateral. Fraktur klavikula dapat
sebagai akibat dari cidera lahir pada neonatus (Sarwono, 2007).
b) Gejala
Hal ini dapat
timbul pada persalinan presentasi kepala dengan anak besar atau kelahiran
sungsang dengan membumbung keatas. Gejala yang tampak pada keadaan ini ialah
kelemahan lengan pada sisi yamg terkena disertai menghilangnya refleks moro
pada sisi tersebut. Diagnosis pasti di buat dengan palpasi dan jika perlu,
dengan foto rontgen. (Sarwono, 2006).
Gejala yang
tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena,
krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit
pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro hal ini
dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang
telentang pada kelahiran sungsang pada sisi tersebut. Fraktur ini merupakan
jenis yang tersering pada bayi baru lahir, yang mungkin terjadi apabila
terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persainan.
Tanda dan gejala
yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak
dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan
ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi
fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot
sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular
pada daerah fraktur.
c) Penanganan
dan Pencegahan
Penyembuhan
sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dalam posisi abduksi 60º
dan fleksi 90º dari siku yang terkena (Sarwono, 2006)
Diagnosis dengan
mudah dibuat dengan evaluasi fisik dan radiologis. Pasien akan menderita nyeri
pada pergerakan bahu dan leher. Pembengkakan local dan krepitus dapat tampak.
Cidera neurovaskuler jarang terjadi. Radiografi klavikula AP biasanya cukup
untuk diagnosis. Fraktur klavikula pada neonatus biasanya tidak memerlukan
terapi lebih lanjut. Kalus yang teraba dapat dideteksi beberapa minggu
kemudian.
Pada anak-anak
yang lebih tua, imobilisasi bahu (dengan balutan seperti kain gendongan atau
yang mampu menyandang/memfiksasi bagian lengan bawah dalam posisi horizontal
melawan batang tubuh) sebaiknya digunakan untuk mengangkat ekstremitas atas
untuk mengurangi tarikan ke bawah pada klavikula distal. Kalus yang dapat
dipalpasi dapat dideteksi beberapa minggu yang kemudian akan remodel dalam 6-12
bulan. Fraktur klavikula biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu.
Diagnosis dapat
ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi
setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan
fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.
Cukup sering
ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau disertai trauma pada
sendi bahu). Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah).
Deformitas, nyeri pada lokasi taruma. Foto Rontgen tampak fraktur klavikula.
Terapi : Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu.
Pemberian analgetika. Operativ : internal fiksasi.
E. Fraktur
Humerus
a) Pengertian
fraktur humerus
Fraktur humerus
adalah Kelainan ini terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada
presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas.
Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks
Moro pada sisi tersebut menghilang. Prognosis penderita sangat baik dengan
dilakukannya imobilisasi lengan dengan mengikat lengan ke dada, dengan memasang
bidai berbentuk segitiga dan bebat Valpeau atau dengan pemasangan gips. Dan
akan membaik dalam waktu 2-4 minggu. (Sarwono Prawirohardjo, 2007).
b) Gejala
Fraktur humerus
ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.
c) Penanganan
dan Pencegahan
Penangan pada
fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi
tungkai yang mengalami fraktur.
d) Prevalensi
Fraktur lebih
sering terjadi pada orang laki laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45
tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan.
Sedangkan pada Usila prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita
berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.
F. Jenis fraktur
1. Complete
fraktur ( fraktur komplet ), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan
melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
2. Closed
frakture ( simple fracture ), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas
kulit masih utuh.
3. Open fracture
( compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada
kulit ( integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit)
atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
4. Greenstick,
fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.
5. Transversal,
fraktur sepanjang garis tengah tulang
6. Oblik,
fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang
7. Spiral,
fraktur memuntir seputar batang tulang
8. Komunitif,
fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
9. Depresi,
fraktur dengan frakmen patahan terdorong kedalam ( sering terjadi pada tulang
tengkorak dan wajah )
10. Kompresi,
fraktur dimana tulang mengalami kompresi ( terjadi pada tulang belakang )
11. Patologik,
fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit ( kista tulang, paget,
metastasis tulang, tumor )
12. Avulsi,
tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
13. Epifisial,
fraktur melalui epifisis
14. Impaksi,
fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. KASUS I
CEPHALHEMATOMA
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama
islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai
penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta.
Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di
Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009
pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat
hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual
tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam
tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada
hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan
pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam,
tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari,
dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak
mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya
dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan
18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta
saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm ,
panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat
persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun
trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran
composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap
dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil ada
kelainan terdapat cairan darah yang menumpuk, sutura normal dan ada maulage,
tidak ada caput suksedaneum, dan ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang
hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan
cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas
tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing
tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks
menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku.
Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol
keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro
ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak
ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak
merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan.
Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada
kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis.
Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek
pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi
saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang
badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat
lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum,
bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.
2. KASUS II
CAPUTSUKSEDANEUM
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama
islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai
penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta.
Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di
Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009
pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat
hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual
tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam
tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada
hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan
pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam,
tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari,
dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak
mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya
dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan
18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta
saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm ,
panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat
persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun
trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran
composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap
dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil ada
kelainan terdapat cairan yang menumpuk, sutura normal dan ada maulage, ada
caput suksedameum, tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada,
tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping
hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang
rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada,
palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan
ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada
simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol
keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro
ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak
ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak
merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan.
Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada
kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis.
Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek
pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi
saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang
badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat
lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum,
bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap
benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
3. KASUS III
FRAKTUR KLAVIKULA
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama
islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai
penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta.
Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di
Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009
pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat
hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual
tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam
tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada
hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan
pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam,
tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari,
dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak
mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya
dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan
18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta
saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm ,
panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat
persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun
trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran
composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap
dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil tidak
ada kelainan, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedameum, tidak
ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari
kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris,
hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir
lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu
ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi
jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan
paru – paru tambahan, refleks moro ada, perut tidak kembung, abdomen simetris,
tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras
saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris,
tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas kelemahan lengan pada sisi yamg
terkena disertai menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut. Ekstremitas
bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Ada kelainan fraktur klavikula
dan tidak ada fraktur humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia
testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada
ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini
satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm,
lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan
warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan
asih tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala
bayinya setelah beberapa jam lahir.
KASUS IV FRAKTUR
HUMERUS
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama
islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai
penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta.
Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung
Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul
15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil
muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap
pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh
sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil
tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal
bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada
pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan
golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak
mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah,
penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau
bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak
pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan
jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam,
dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat
lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang
tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan
dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada
bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis,
denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik
dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil tidak ada kelainan,
sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedameum, tidak ada
cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua
lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan
letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir
lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu
ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi
jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan
paru – paru tambahan, refleks moro ada, perut tidak kembung, abdomen simetris,
tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras
saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris,
tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan
jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan ada fraktur
humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada
diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit
tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari.
Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar
badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna
kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih
tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala
bayinya setelah beberapa jam lahir.
KASUS V FRAKTUR
BRAHIALIS
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama
islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai
penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta.
Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di
Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009
pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat
hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual
tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam
tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada
hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan
pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam,
tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari,
dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak
mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan
jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam,
dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat
lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang
tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan
dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada
bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis,
denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan
baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil tidak ada
kelainan, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedameum, tidak ada
cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua
lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan
letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir
lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu
ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi
jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan
paru – paru tambahan, refleks moro ada, perut tidak kembung, abdomen simetris,
tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras
saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris,
tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan
jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur
humerus serta adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum,
ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda
–tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan
antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm,
lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan
konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa
pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya
setelah beberapa jam lahir.
BAB IV
PEMBAHASAN
SOAP KASUS I
CEPHALHEMATOMA
Data Subyektif
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua
orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA
bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang
wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat
tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal
08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu
pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan
keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat
masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah.
Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan
keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan
malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5
hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan
tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas
terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
Obyektif
Pemeriksaan
fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi
bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala
ubun – ubun besar dan ada , sutura normal dan ada maulage, tidak ada
benjolan/kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir
caputsuksedameum, dan ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada,
tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping
hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang
rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada,
palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan
ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada
simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol
keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro
ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak
ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah
dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan.
Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada
kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis.
Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek
pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi
saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang
badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat
lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum,
bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.
Assesment
Setelah
dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil
pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa
cephalhematoma.
Masalah yang
terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan cephalematoma yaitu
adanya kecemasan dari orang tua bayi tersebut. Tidak ada masalah potensial.
Kebutuhan yang
harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan
cephalematoma yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua agar tetap tenang
dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.
Planning
Beritahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut
nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan
kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat
dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang cephalhematoma pada bayi baru
lahir yaitu terjadi akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau
tekanan jalan lahir ditandai dengan adanya benjolan dan ibu mengerti terlihat
dari ibu yang sudah agak tenang. Beritahu ibu untuk tidak menggendong bayi
karena dapat menyebabkan proses penyembuhan yang lama, yang biasanya hilang
pada hari ke 1-3 bulan dan ibu mau melaksanakannya. Bertitahu ibu tentang ASI
ekslusif yaitu memberikan ASI segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama
dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga
untuk merujuk bayi kepelayanan kesehatan yang memadai apabila benjolan tidak
hilang pada hari ke 1-3 bulan segera hubungi bidan dan ibu mengerti terlihat
ibu yang mampu mengulang perkataan bidan.
SOAP KASUS II
CAPUTSUKSEDANEUM
Data Subjektif
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua
orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA
bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang
wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat
tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009
pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat
hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual
tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam
tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada
hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan
pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam,
tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari,
dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak
mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas
terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
Data Objektif
Pemeriksaan
fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi
bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala
ubun – ubun besar dan ada kelainan terdapat pembengkakan kulit kepala yang
memanjang di garis tengah ditandai dengan cairan yamg menumpuk, sutura normal
dan ada maulage, ada caput suksedameum, dan tidak ada cephalhematoma. Mata
simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak
ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata
sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah
muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking
ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan
tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting
susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan,
refleks muro ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran
hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali
pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan
cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap.
Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus
brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara
interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna
merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr
dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB
sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan
BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.
Assesment
Setelah dilakukan
pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada
bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa caputsuksedaneum.
Masalah yang
terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan caputsuksedaneum yaitu
adanya kecemasan dari orang tua bayi tersebut. Tidak ada masalah potensial.
Kebutuhan yang
harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan
caputsuksedaneum yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua agar tetap
tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.
Planning
Beritahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut
nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan
kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat
dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang caputsuksedaneum pada bayi baru
lahir yaitu terjadi akibat pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis
tengah berisi cairan pada kepala bayi dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang
sudah agak tenang. Beritahu ibu untuk menggendong bayi karena dapat menyebabkan
proses penyembuhan yang cepat, yang biasanya hilang pada hari ke 2-5 dan ibu
mau melaksanakannya. Bertitahu ibu tentang ASI ekslusif yaitu memberikan ASI
segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari
dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke
pelayanan kesehatan yang memadai apabila benjolan tidak hilang pada hari ke 2-5
segera menghubungi bidan dan ibu mengerti terlihat ibu yang mampu mengulang
perkataan bidan.
SOAP III FRAKTUR
KLAVIKULA
Data Subjektif
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua
orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA
bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang
wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat
tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal
08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu
pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan
keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat
masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah.
Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan
keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan
malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5
hari, dengan golongan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan
tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas
terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
Data Objektif
Pemeriksaan
fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi
sedikit bergerak, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian
kepala ubun – ubun besar dan tidak ada kelainan, sutura normal dan ada maulage,
tidak ada caputsuksedameum, dan tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang
hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan
cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas
tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing
tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks
menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku.
Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol
keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro
tidak ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar,
tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat
tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan
cekungan. Ekstremitas atas kelemahan lengan pada sisi yamg terkena disertai
menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut dan bawah bergerak aktif dengan
jumlah jari lengkap. Ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur
humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada
diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit
tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari.
Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar
badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna
kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih
tanpa pendamping apapun.
Assessment
Setelah
dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil
pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa fraktur
klavikula.
Masalah
potensial yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan fraktur
klavikula yaitu adanya kelumpuhan pada lengan bayi tersebut.
Kebutuhan segera
yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari
dengan fraktur klavikula yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua dan
segera merujuk ke dokter spesialis anak.
Planning
Beritahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut
nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan
kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat
dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang fraktur klavikula pada bayi
baru lahir yaitu terjadi akiba proses persalinan dengan sulit mengeluarkan bahu
sehingga butuh penanganan segera dan ibu mengerti terlihat dapat mengulang
kembali perkataan bidan. Penangan pertama yang dilakukan oleh bidan dengan
imobilisasi dalam posisi abduksi 60º dan fleksi 90º dari siku yang terkena
selama 7-10 hari sebelum merujuknya ke dokter spesialis anak. Bertitahu ibu
untuk tetap memberikan ASI ekslusif segera setelah lahir sampai usia 6 bulan
pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan
keluarga untuk merujuk bayi ke dokter spesialis anak dengan diantar oleh bidan
dan ibu mengerti dan segera merujuk bayinya.
SOAP IV FRAKTUR
HUMERUS
Data Subjektif
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang
tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA
bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang
wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat
tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal
08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu
pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan
keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat
masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah.
Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan
keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan
malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5
hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan
tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas
terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
Data Objektif
Pemeriksaan
fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi
bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala
ubun – ubun besar dan ada kelainan terdapat cairan yamg menumpuk, sutura normal
dan ada maulage, tidak ada caputsuksedameum, dan tidak ada cephalhematoma. Mata
simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak
ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata
sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah
muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking
ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular,
puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru
tambahan, refleks moro tidak ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat
menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak
penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas bergerak aktif dengan jumlah jari
lengkap dan ekstrenitas bawah tidak adanya gerakan tungkai spontan. Tidak ada
kelainan fraktur klavikula dan adanya fraktur humerus serta tidak adanya
fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang
muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir
warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi
3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada
eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau
has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.
Assesment
Setelah
dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil
pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa fraktur
humeri.
Masalah
potensial yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan fraktur
humeri yaitu adanya kelumpuhan pada tungkai.
Kebutuhan yang
harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan
fraktur humeri yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua dan segera
merujuk ke dokter spesialis anak.
Planning
Beritahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut
nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan
kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat
dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang fraktur klavikula pada bayi
baru lahir yaitu terjadi akiba proses persalinan dengan sulit mengeluarkan bahu
sehingga butuh penanganan segera dan ibu mengerti terlihat dapat mengulang kembali
perkataan bidan. Penangan pertama yang dilakukan oleh bidan dengan imobilisasi
tungkai segera sebelum merujuknya ke dokter spesialis anak. Bertitahu ibu untuk
tetap memberikan ASI ekslusif segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama
dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga
untuk merujuk bayi ke dokter spesialis anak dengan diantar oleh bidan dan ibu
mengerti dan segera merujuk bayinya.
SOAP V FRAKTUR
BRAHIALIS
Data Subjektif
Bayi Ny S (24
th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir
secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua
orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA
bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang
wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat
tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal
08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu
pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan
keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat
masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah.
Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan
keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan
malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5
hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan
tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak
pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur
hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu,
tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas
terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
Data Objektif
Pemeriksaan
fisik bayi KU : baik, kesadaran compos metis, denyut nadi 130 x / menit, bayi
bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala
ubun – ubun besar dan ada kelainan terdapat cairan yamg menumpuk, sutura normal
dan ada maulage, tidak ada caput suksedaneum dan tidak ada cephalhematoma. Mata
simetris, lubang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak
ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata
sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah
muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking
ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular,
puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru
tambahan, refleks moro tidak ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat
menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan
dan cekungan. Ekstremitas atas kurang bergerak dengan aktif dan lemah pada
pergelangan tangan dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak
ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur humerus tapi adanya
fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang
muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir
warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi
3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada
eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau
has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.
Assesment
Setelah
dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil
pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa fraktur
brachialis.
Masalah yang
terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan fraktur brachialis yaitu
. paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan,
atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan
Kebutuhan yang
harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan
fraktur brachialis yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua agar tetap
tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.
Planning
Beritahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik kesadaran composmetis, denyut
nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan
kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat
dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang fraktur brachialis pada bayi
baru lahir yaitu terjadi akiba proses persalinan dengan sulit mengeluarkan bahu
sehingga butuh penanganan segera dan ibu mengerti terlihat dapat mengulang
kembali perkataan bidan. Penangan pertama yang dilakukan oleh bidan dengan
imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara tepat untuk mencegah
perkembangan kontraktur segera sebelum merujuknya ke dokter spesialis anak.
Bertitahu ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif segera setelah lahir sampai
usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya.
Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke dokter spesialis anak dengan
diantar oleh bidan dan ibu mengerti dan segera merujuk bayinya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Caput suksadenum
adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari
jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama
persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama,
sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat
diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang
caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis,
tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.
Sefalhematoma
merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat,
sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Sefalhematoma
dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran
perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan,
namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan
insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko
infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati
dan perdarahan intrakranial.
Jejas pada
pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa
paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi
pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi
makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama
persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan
berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan
berlebihan pada bahu.
Tanda dan gejala
yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak
dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan
ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi
fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot
sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular
pada daerah fraktur.
Pada fraktur
humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya
reflek moro. Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada
2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi
Institusi Pelayanan Kesehatan
Dengan adanya
Asuhan Neonatus dengan jalan lahir dapat lebih meningkatkan lagi para tenaga
kesehatan baik secara teknis maupun non teknis dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
5.2.2 Bagi
Institusi Pendidikan
Dalam pembahasan
Asuhan Neonatus dengan jalan lahir lebih memberikan ilmu yang bermanfaat lagi
supaya dari pihak pendidikan dapat meningkatkan calon-calon bidan yang
professional.
5.2.3 Bagi
Mahasiswa
Dengan adanya
pembuatan tugas Asuhan Neonatus dengan jalan lahir ini, mudah-mudahan mahasiswa
dapat lebih mengerti lagi tentang pembahasan mengenai Asuahan Neonatus. Serta
dapat menjadi motivasi dan inspirasi dalam mengembangkan ilmu yang telah
terkuasai, supaya dapat menjalankan praktik dilapangan lebih terampil lagi.
5.2.4 Bagi
Masyarakat
Dengan adanya
Asuhan Neonatus ini, masyarakat lebih mendukung dan mengerti tentang Asuhan
Neonatus yang diberikan bidan. Karena masyarakat lebih mengandalkan jasa bidan
sebagai tenaga kesehatan yang berpengaruh penting dalam masalah persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maridin F.
Kematian Perinatal di RSUP Sarjito th 1991-1995 & Analisis Faktor Resiko,
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM, Yogyakarta,1996
2. Wiknjosastro
H. Perlukaan persalinan, dalam Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2005
3. Plasker E.
Traumatic Birth Syndrom, http://www.google.com., 2002
4. Hasan R.
Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Jakarta, 1985
5. Behrman R.
Vaughan V. Trauma lahir, dalam Nelson- Ilmu Kesehatan Anak, Ed. XII, EGC,
Jakarta, 1994
6. Oxorn H.,
Bayi Baru lahir, dalam Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan,
Yayasan Esentia Medika, 1996
7. Bagian
Obstetri dan Ginekologi, Obstetri Operatif, FK Unpad, Bandung, 1977
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah sedia mengisi dengan santun