belajar EKG / ECG

kompos 085729235186

BELAJAR EKG

Sebelum memulai belajar EKG terlebih dahulu mempelajari:
  1. anatomi jantung
  2. aliran vaskularisasi jantung (pembuluh koroner dan cabang cabangnya)
  3. persarafan jantung
  4. kekhususan sel/otot-otot jantung
  5. fisiologi jantung
sehingga saat belajar EKG,  sudah dapat membayangkan keadaan klinis jantung.

SEL OTOT JANTUNG

Sel otot jantung mempunyai 2 fungsi khusus yaitu fungsi mekanis atau kontraktilitas dan fungsi elektris  atau fungsi pacu (pacemaker).
Sel miokardium  atau sel mekanis terdiri dari filamen kontraktil, bila filamen kontraktil ini mendapat rangsangan elektris maka rangsangan ini akan diteruskan ke semua filamen miokard, sehingga terjadilah kontraksi miokard.  Fungsi kontraktilitas ini tergantung dari fungsi pacemaker. 
Sel Pacemaker merupakan sel khusus dari sistem konduksi listrik jantung yang bertanggung jawab terhadap pembentukan dan penghantaran impuls.
               
Sel miokard
Terdapat di   : miokard        
Fungsi utama : kontraktilitas dan relaksasi            
Sifat utama   : kontraktilitas                                               

Sel pacemaker
Terdapat di   : sistem konduksi
Fungsi utama : pembentukan dan pengantaran impuls                                                
Sifat  utama  : automatisitas & konduktifitas

AKSI POTENSIAL
          Semua sel hidup akan selalu mempunyai konsentrasi ion - ion yang berbeda diantara sel membran. Ion-ion atau elektrolit yang banyak mempengaruhi fungsi jantung yaitu : sodium (Na+), potassium (K+), dan Kalsium Ca+). Perpindahan elektrolit dari dalam sel keluar sel atau sebaliknya akan menimbulkan aktifitas listrik yang akan terlihat sebagai gelombang EKG. Dalam kondisi normal, sel di lapisan luar membran bermuatan positif, di lapisan  dalam bermuatan negatif. 
Sel membran yang mempunyai perbedaan konsentrasi ion-ion ini disebut : MEMBRAN POTENSIAL Threshold, yaitu membran potensial yang mengalami depolarisasi dan menghasilkan aksi potensial. Perbedaan kadar ion diantara sel membran pada suatu waktu disebut AKSI POTENSIAL.  Sel membran mempunyai  "membrane channels" yang memungkinkan ion, molekul air masuk ke dalam sel, dan kemampuan  "membrane channels" tersebut mengalirkan ion ke dalam sel disebut PERMEABILITAS. 
AKSI POTENSIAL KARDIAL, yaitu suatu rangkaian kejadian perubahan kondisi listrik dalam sebuah sel jantung, dari kondisi RESTING (negatif) kepada kondisi DEPOLARISASI (terangsang/stimulated/positif), kemudian kembali kepada kondisi RESTING (negatif),  rangkaian ini sering disebut POLARISASI - DEPOLARISASI - REPOLARISASI.  Stimulus yang merubah kondisi diantara sel membran ini dapat berupa elekris, mekanis atau kimiawi.

002aksipotensial.gif
Aksi potensial masing-masing otot jantung berbeda:
001aksipontensial1.gif

POLARISASI, DEPOLARISASI, DAN REPOLARISASI
1.     POLARISASI
Polarisasi disebut juga  resting membrane potential (RMP) yaitu suatu kondisi dimana  sel jantung dalam keadaan istirahat, didalam sel bermuatan negatif, terdapat potasium K+. Sebelum jantung berkontraksi dan memompa darah, ia harus mengalami  depolarisasi lebih dahulu.  Istilah depolarisasi dan depolarisasi dipakai untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam jantung apabila terjadi suatu rangsangan atau impuls dan menyebar ke semua sel miokard. Gelombang pada EKG berhubungan dengan depolarisasi dan repolarisasi.

Aktifitas bioelektris (elektrogram) sel otot jantung sehat dalam keadaan ISTIRAHAT dan DIRANSANG.

Latihan baca EKG


Gambar Lead II:



Beri nama masing-masing gelombang!
Hitung durasi interval PR dan kompleks QRS!
Hitung interval RR!
Hitung frekwensi nadi dari gambar diatas dengan cara :
1500 : Interval RR

LATIHAN II
Gangguan perfusi pada jantung disebabkan adanya penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Kondisi ini mengakibatkan otot jantung mengalami iskemi, injuri bahkan kematian otot jantung. Pada sadapan EKG ditunjukan dengan perubahan segmen ST, gelombang T yang terbalik, dan gelombang Q Patologi. Gelombang T terbalik yang dikenal dengan T Inversi menunjukan kondisi otot jantung yang kekurangan oksigen atau iskemi, Q Patologi menunjukkan kematian otot jantung (old infark) sedangkan ST depresi dan ST elevasi menunjukan otot jantung sedang mengalami injuri menuju kematian (Infark akut). Pada pembahasan berikutnya kita akan melakukan latihan mengenal gangguan perfusi.





  1. Mengenal gangguan perfusi.
    Gambar 3 (Perubahan segmen ST)



    a. ST elevasi (segmen ST berada di atas garis isoelektrik) artinya otot jantung sedang mengalami infark yang akut (baca:serangan jantung), dapat dilihat di lead II, III dan AVF pada gambar 3.
    b. ST depresi (segmen ST di bawah garis isoelektrik) artinya sama dengan ST elevasi hanya kedalaman infarknya yang berbeda. Pada ST elevasi otot yang infark meliputi otot jantung dalam sampai yang terluar (disebut Transmural) sedangkan pada ST Depresi otot yang kena infark "hanya" meliputi otot jantung bagian dalam (subendocardial). ST depresi dapat dilihat di lead I dan aVL.

    2. Menentukan lokasi yang terkena gangguan.
    Gambar 4 (Lokasi Kelainan)



    Keterangan :
    Lead-lead yang berada di blok biru muda memproyeksikan kondisi jantung area Depan (Anterior) yakni Lead V1 sd V4, Lead yang berada di blok warna merah muda memproyeksikan kondisi jantung area kiri (Lateral) yakni Lead I, V5 dan V6, dan lead yang berada di blok warna kuning memproyeksikan kondisi jantung area bawah (inferior) yakni II, III dan aVF. Sedangkan lead aVR jarang dihiraukan.
    Contoh : Bila kita melihat gambaran ST Elevasi di lead I, aVL, V5, dan V6 artinya terdapat "Infark Akut" di otot jantung sebelah kiri (Baca: Infark Akut Lateral kiri)

    Kita lihat kembali Gambar 3.
    Di sana terdapat ST Elevasi di lead II, III dan aVF, maknanya kondisi jantung sebelah bawah sedang mengalami "injuri" disebut Infark Akut Inferior.
    ST depresi di lead I dan aVL artinya terdapat kematian akut otot jantung subendocardial yang lokasinya berada di sebelah bawah jantung, disebut Non ST Elevasi Miocardial Infarction (Non STEMI) inferior.

TEKNIK PENYADAPAN EKG

January 9th, 2008 in Belajar EKG by Hendi, S.Kep
Pencatatan EKG secara internasional dilakukan dengan standar :
Kecepatan laju kertas 25 mm/detik atau 50 mm/detik
Ukuran galvanometer setinggi 0,5 mv, 1mv, dan 2mv. Pencetakan daya ukur galvanometer dinamakan kalibrasi. Kalibrasi dilakukan tiga kali berturut-turut sebelum dan sesudah perekaman EKG. Tiap perubahan daya ukur harus dicatat.

Sadapan

Apabila electrode dari sebuah alat EKG dipasang pada tempat-tempat tertentu pada tubuh, maka terjadilah satu sadapan (Lead), yaitu :
Sadapan Bipolar (sadapan standar)
Ditandai dengan angka romawi I,II, dan III.
Elektrode yang positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode negatif dengan lengan kanan
Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan kanan.
Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan kiri.
Sadapan Unipolar Ekstremitas
Augmented Ekstremitas Lead à aVR, aVL, aVF
Sadapan Unipolar Prekordial
Sadapan Unipolar Prekordial atau dada ini diberikan tanda dengan huruf V (voltage) dan disertai angka dibelakangnya yang menunjukan lokasi diatas prekordium. Posisi electrode menurut American Heart Association adalah :
V1 : Sela iga ke 4 pada garis sternal kanan.
V2 : Sela iga ke 4 pada garis sternal kiri.
V3 : Diantara V2 dan V4.
V4 : Ruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula kiri.
V5 : Garis aksila depan sejajar dengan V4.
V6 : Garis aksila tengah sejajar dengan V4.

Persiapan alat

Mesin EKG dilengkapi dengan 3 kabel :
Kabel untuk listrik
Kabel untuk bumi
Kabel untuk penderita terdiri dari 10 Kabel ( 4 kabel ekstremitas dan 6 kabel dada)
Plat elektrode yaitu :
Empat buah Elektode ekstremitas.
Enam buah elektroda isap.
Kassa/kapas alkohol
Jelly
Kertas EKG
Tissue

Penempatan electrode

Elektrode ekstremitas atas dipasang dipergelangan tangan kanan dan kiri searah telapak tangan
Elektrode ekstremitas bawah dipasang dipergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
Posisi pada pergelangan tangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapat dipasang sampai di bahu kanan dan kiri dan di pangkal paha kanan dan kiri. Kemudian kabel-kabel ekstremitas dihubungkan :
Merah à Lengan kanan
Kuning à Lengan kiri
Hijau à Kaki kiri
Hitam à Kaki kanan
Elektode dada harus terpasang seperti yang telah disebut diatas.
Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan
Periksa kembali standardisasi dari EKG.
Pindahkan Lead Selector, dibuat pencatatan EKG berturut-turut sbb: Sadapan I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
Selesai pencatatan pindahkan kembali Lead Selector.
Matikan mesin EKG
Rapikan penderita dan alat-alat.
Catat dipinggir kiri atas kertas EKG:
Nama
Umur/Jenis kelamin
Tanggal
Jam
Catat nama yang merekam di kiri bawah kertas
Setiap sadapan diberi tanda yang sesuai.

Perhatian

Sebelum melakukan penyadapan periksa dahulu tegangan mesin EKG.
Alat selalu pada posisi Stop bila tidak digunakan.
Kalibrasi dapat memakai ½ mV bila amplitudo terlalu besar dan 2 mV bila terlalu kecil.
Dalam melakukan penyadapan EKG, perawat harus menghadap penderita.

 

RANGKUMAN EKG DASAR

January 8th, 2008 in Belajar EKG by Hendi, S.Kep
Irama jantung
Lihat di lead II
Lihat gel. P : (+); (-); (tidak ada)
Lihat komplek QRS (sempit atau lebar)
  1. Irama Sinus
Gelombang P defleksi (+) positif/cembung keatas.
QRS sempit <= 3 kotak kecil
Frekwensi normal 60-100 x/m, disebut sinus ritme
Bila HR 100 x/m disebut sinus takikardi
  1. Irama Junction
Gel P defleksi (-) negatif/cekung kebawah
QRS sempit <= 3 kotak kecil
Frekwensi 40-60 x/m
  1. Irama Ventrikel
Gelombang P Tidak ada/lurus
QRS lebar > 3 kotak kecil
Frekwensi 20-40 x/m
2.   Menghitung frekwensi (x/menit)
Bagi 1500 dengan jarak R-R (kotak kecil) atau
Bagi 300 dengan jarak R-R (kotak sedang)
Hitung gel R dalam 6 detik kalikan dengan 10.
Menentukan adanya gangguan konduksi
A. Blok AV
Hitung panjang interval PR, dimana panjang PR lebih dari 0,2 detik atau 5 kotak kecil
1) AV blok derajat I
Interval PR memanjang > 5 kotak kecil secara konstan.
Durasi/panjang Interval PR satu dengan interval PR berikutnya sama
Setiap P diikuti Kompleks QRS
2) AV blok derajat II Mobitz type I (Wenckebach)
Durasi/panjang Interval PR satu ke Interval PR berikutnya makin panjang.
Ada gelombang P yang tidak diikuti Kompleks QRS.
3) AV blok derajat II Mobitz type II
Durasi/panjang Interval PR normal.
Ada gelombang P yang tidak diikuti Kompleks QRS.
4) AV blok derajat III/ Total AV Blok (TAVB)
Gelombang P lebih banyak daripada Kompleks QRS hampir dua kali lipat
Gelombang P tidak diikuti oleh Kompleks QRS.
Kompleks QRS terbentuk dari depolarisasi Ventrikel
B. Blok Cabang Berkas/ Bundle Branch Block (BBB)
Identifikasi adanya bentuk komplek QRS seperti huruf M dengan lebar lebih dari 0,12 detik.
Tentukan pada sadapan berapa Komplek QRS seperti hurup M tersebut
Bila Kompleks QRS yang menyerupai huruf M ada di V1-V3 diidentifikasi sebagai RBBB, Bila terdapat di lead V4-V6 disebut LBBB

4. Menentukan adanya ganguan perfusi
Identifikasi adanya T inversi, ST depresi dan elevasi, dan Q pathologi.
Q patologi bermakna kematian jaringan otot jantung/old infark
ST Elevasi dan depresi bermakna infark akut
T inverted artinya iskemi
5. Menentukan adanya hipertropi
Jumlahkan gel S di V1 dengan R di V5/V6, BILA > 35 KK menggambarkan LVH
Identifikasi perbandingan antara S dengan R di V1
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memainkan Game PS2 Melalui Slot USB Flashdisk

Cara membuat orgasme mengunakan jari tangan

Video Untuk Laki-Laki (Video For The Male)