Asuhan post partum normal

“ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM NORMAL PADA NY.S DI BPS KABUPATEN CIREBON TAHUN 2008”.






9 Votes
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2006 : 122)..
Perawatan post partum dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi (Wiknjosastro, 2006 : 242). .
Di masa lampau perawatan puerperium sangat konservatif, dimana puerpera diharuskan tidur terlentang selama 40 hari. Dampak sikap demikian pernah dijumpai di surabaya,terjadi adhesi antara labium minus dan labiummayus kanan kiri,dan telah berlangsung hampir enam tahun.Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan di anjurkan untuk melakukan “mobilisasi dini” (Manuaba, 1998 : 193).
Berdasarkan data di atas tersebut penulis merasa tertarik untuk mengangkat kasus dalam makalah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM NORMAL PADA NY.S DI BPS KABUPATEN CIREBON TAHUN 2008”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang berlaku pada Ny. S dengan post partum normal di BPS Yati Feronike, dengan menggunakan pendekatan manajemen Varney dan pendokumentasian secara SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kebidanan pada Ny. S dengan post partum normal di BPS Yati Feronike Mertapada tahun 2008.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu menentukan interpretasi data untuk melakukan diagnosa masalah serta kebutuhan pada Ny. S dengan post partum normal di BPS Yati Feronike Mertapada tahun 2008.
1.2.2.3 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. S dengan post partum normal di BPS Yati Feronike Mertapada tahun 2008.
1.2.2.4 Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny. S dengan post partum normal di BPS tahun 2008.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan yang menyeluruh pada Ny. S dengan post partum normal di BPS Yati Feronike tahun 2008.
1.2.2.6 Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai perencanaan asuhan pada Ny. S dengan post partum normal di BPS tahun 2008.
1.2.2.7 Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny.S dengan post partum normal di BPS  tahun 2008.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus,adapun caranya meliputi :
1.3.1 Studi Perpustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku diktat yang berkaitan dengan topik kasus yang diambil.
1.3.2 Wawancara
Yaitu dengan mengumpulkan data dan mengkomunikasikan secara lisan dengan klien.
1.3.3 Observasi Partisipasi
Yaitu dengan observasi dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung pada klien dan keluarga.
1.3.4 Dokumentasi
Yaitu membuat makalah ini penulis melakukan pendokumentasian dengan melihat langsung pada klien yang ada di BPS.
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari 5 bab yaitu :
1.4.1 BAB I PENDAHULUAN : Meliputi dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
1.4.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Meliputi konsep medis dan asuhan kebidanan, pengumpulan data, interpretasi data, identifikasi diagnosa, masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.4.3 BAB III TINJAUAN KASUS : Meliputi pendokumentasian secara SOAP.
1.4.4 BAB IV PEMBAHASAN : Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.4.5 BAB V PENUTUP : Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis
2.1.1 Definisi
2.1.1.1 Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partu selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer, 1999 : 316)
2.1.1.2 Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (FK UNPAD,1983 : 315).
2.1.1.3 Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2006 : 122).
2.1.1.4 Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru (Hamilton, 1995 : 281).
2.1.1.5 Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro, 2006 : 237).
2.1.2 Etiologi
Dalam masa nifas,alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi(winknjosastro,2006:237).
Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post partum (Manuaba, 1998 : 190).
2.1.3 Fisiologi
Keterangan :
Kehamilan setelah aterm terjadilah proses persalinan, setelah proses persalinan maka klien masuk fase nifas di mana terdapat 2 kejadian penting di dalam fase ini yaitu involusi dan laktasi, di bawah ini adalah penjelasannya :
A. Involusi
 30 gram). Involusi disebabkan oleh :±Proses involusi mengurangi berat uterus dari 1000 gram seminggu kemudian 500 gram, 2 minggu post partum 300 gram dan setelah 6 minggu post partum berat uterus menjadi 40 – 60 gram (berat uterus normal
-  Ishcemia.®Kontraksi retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus- menerus sehingga mengakibatkan kompresi pembuluh darah darah dan anemia setempat
-  sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan fibroelastik dan jumlah remik sebagai bukti kehamilan.®Autolisis
-  jaringan berfoliperasi dengan adanya estrogen kemudian atrofi sebagai reaksi terhadap produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selama involusi vagina mengeluarkan sekret yang dinamakan lochea, yang dibagi menjadi 4, yaitu :®Atrofi
1. Hari ke 1 dan ke 2 Lochea Rubra, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa lanugo dan mekonium.
2. Hari ke 3 dan 5 Lochea sanguilolenta, terdiri atas darah bercampur lendir.
3. 1 minggu masa persalinan, lochea serosa berwarna agak kuning.
4. Setelah 2 minggu (10-15) berwarna hanya cairan putih atau kekuning-kuningan, warna itu disebabkan karena banyak leukosit (Wiknjosastro, 2006 : 238).
B. Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi setelah partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hypofisis hilang.
Laktasi mempunyai 2 pengertian, yaitu :
1. Pembentukan / produksi air susu
2. Pengeluaran air susu
Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran laktasi, refleks yang terjadi pada ibu yaitu prolaktin dan let down. Kedua refleks ini bersumber dan perangsang puting susu akibat isapan bayi meliputi :
a. Refleks prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang. rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus didasar otak. Lalu dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah melalui sirkulasi memacu sel kelenjar memproduksi air susu.
b. Reflek Let Down
Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar ke bagian belakang kelenjar hipofisis yang akan dilepaskan hormon. Oksitosin masuk ke dalam darah dan akan memacu otot-otot polos mengelilingi alveoli dan duktuli dan sinus menuju puting susu (Huliana, 2003 : 33).
2.1.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
2.1.4.1. Perubahan Sistem Reproduksi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan sebelum hamil.
Sebab-sebab terjadi involusi :
- Autolysis
Penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hyperplasia dan hipertropi pada masa hamil yang akan surut kembali mencapai keadaan sebelum hamil.
- Aktifitas otot
Adanya kontraksi otot rahim setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah akibat pelepasan placenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan lagi.
- Ischemia (lokal anemia)
Kekurangan darah pada rahim yang disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi yang cukup lama, aliran darah berkurang saat hamil karena uterus membesar sehingga menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin.
A. Involusi corpus uteri
Setelah pengeluaran placenta, TFU kira-kira pertengahan umbilikus dengan simfisis atau sedikit lebih tinggi (Diktat, Askeb III)
Tabel 2.1
Perubahan Yang Terjadi Pada Uterus
Involusi BB uterus TFU Diameter bekas placenta Serviks
Placenta lahir 900 gr Sepusat 12.5 cm Lembut, lunak
Akhir ms 1 450 gr ½ pst-sumpisis 7.5 cm 2 cm
Akhir mg 2 200 gr Tidak teraba 5 cm 1 cm
Akhir mg 6 60 gr Sebesar 2 mg kehamilan 2.5 cm Membelah
(Manuaba, 1998 : 192)
B. Regenerasi endometrium
Dalam 2-3 hari kelahiran, desidua yang tertinggal di uterus berdeferensial menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik dan terkelupas bersama lochea dan lapisan basal sebagai sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi berjalan cepat kecuali di tempat placenta karena permukaan lain lebih cepat tertutup stroma dan epitel dalam lebih cepat tertutup stroma dan epitel dalam satu minggu atau sepuluh hari dan pulih kembali dalam minggu 3.
Masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta yang disebut lochea. Pengeluaran lochea terdiri dari :
1. Lochea Rubra (Kruenta)
a. 1 – 3 hari, berwarna merah dan hitam.
b. Terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum, sisa darah.
2. Lochea Sanguinolenta
a. 3 – 7 hari, warna putih bercampur merah.
b. Terdiri darah bercampur lendir.
3. Lochea Serosa
a. 7 – 14 hari berwarna kekuningan.
b. Terdiri banyak serum, selaput lendir, leucocyt, kuman yang mati.
4. Lochea alba
a. Setelah hari ke 14 berwarna putih.
b. Terdiri dari selaput lendir, leucocyt, kuman penyakit yang mati.
(Manuaba, 1998 : 193)
C. Perubahan pada pembuluh darah uterus
Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak mengalami obliterasi dan pembuluh darah mengalami hialinasi seperti pada ovarium setelah terjadi pembentukan korpus luteum.
D. Perubahan pada serviks
Setelah persalinan ostium uteri eksternum pinggirnya tidak rata akibat persalinan.
 dapat dilalui 2-3 jari®Setelah 2 jam PP
 dapat dilalui 2 jari®Setelah 2 hari PP
 dapat dilalui 1 jari®Setelah 4 hari PP
 berangsur seperti semula®Setelah 11 jam PP
 ostium uterus internum sudah tertutup®Setelah 12 hari PP
 serviks sudah kembali seperti semula®Setelah 2 minggu PP
 serviks sudah kembali seperti semula®Setelah 2 minggu PP
Pada minggu ketiga PP rugae mulai nampak, hymen muncul sebagai potongan kecil dan diubah menjadi curuncule multiformis sebagai khas pada wanita yang telah melahirkan.
2.1.4.2. Perubahan Sistem Pencernaan
Pengosongan usus spontan terhambat 2-3 hari karena penurunan kontraksi otot, pembengkakan perineal yang disebabkan oleh episiotomi, luka dan hemoroid
2.1.4.3. Perubahan Sistem Perkemihan
Fungsi ginjal normal dalam beberapa bulan setelah persalinan, diaforesis terjadi berlebihan pada malam hari pada hari ke 2-3 persalinan sebagai mekanisme untuk mengurangi tahan cairan pada kehamilan. Kontraksi kandung kemih sering kali pulih 5-7 hari persalinan dengan pengosongan kandung kemih yang adekuat.
2.1.4.4. Perubahan Sistem Musculoskeletal / Diastasis Rectie Abdomnis
Stabilisasi secara sempurna tejradi pada 6-8 mg setelah persalinan sebagai upaya relaksasi yang disebabkan pembesaran uterus selama kehamilan.
2.1.4.5. Perubahan Sistem Endokrin
Setelah plasenta lepas, hormon estrogen dan progesteron mulai menurun. Kondisi ini akan cepat mengembalikan fungsi ovarium (indung telur). Apabila ibu menyusui secara eksklusif, kadar prolaktin (yang diproduksi oleh kelenjar hipofise anterior) meningkat dan menekan produksi FSH (Foulcie Stimulating Hormon) sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormon estrogen dan progesteron juga akan mengembalikan fungsi organ lainnya yang berubah sejak masa kehamilan (Huliana, 2003 : 22).
2.1.4.6. Perubahan Tanda-tanda Vital
-  pada proses persalinan akan terjadi peningkatan sekitar 15 mmHg untuk sistole dan 10 mmHg untuk diastole. Kemudian pasca salin akan kembali stabil dan normal®TD
-  setelah 12 pertama kelahiran umumnya suhu badan kembali normal®Suhu
-  60 – 80 x/menit®Nadi  < 100 x/ menit abnormal
2.1.4.7. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Pada kehamilan terdapat aliran darah dari ibu ke janin melalui placenta, dan setelah placenta lahir aliran darah ini akan terhenti, sehingga volume darah ibu akan meningkat, menyebabkan bertambahnya beban jantung ibu. Hal ini diatasi oleh jantung dengan proses hemokonsentrasi sampai perlahan-lahan kembali normal seperti sediakala.
2.1.4.8. Perubahan Sistem Hematologi
Volume darah yang meningkat waktu hamil akan kembali normal. Umumnya hemokonsentrasi terjadi pada hari ke 3 – 5, kadang-kadang sampai 1 minggu dengan pengeluaran melalui keringat dan urine (Huliana, 2003 : 23).
2.1.5 Perubahan Psikologi Masa Nifas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reva Rubin mengenai perubahan pada masa post partum :
1. Fase taking in (istirahat / penghargaan)
Masa ketergantungan, ciri-ciri membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat berharap untuk menceritakan pengalaman partusnya dan bersikap sebagai penerima menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan.
2. Fase taking hold (dibantu tetapi dilatih)
Terlihat sebagai suatu usaha terhadap pelepasan diri dengan ciri-ciri bertindak sebagai pengatur bergerak untuk bekerja, kecemasan makin kuat, perubahan mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan tugas keibuan.
3. Fase letting go (berjalan sendiri di lingkungannya)
Padsa masa ini ibu mengambil tugas atau tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini.
Post partum blues (Depresi ringan). Penyebabnya adalah kekecewaan emosional, rasa sakit masa nifas, kecemasan pada kemampuan untuk merawat bayinya dan rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suami. Ciri-cirinya ibu menjadi murung, mudah menangis, tidak sabar karena suami tidak mencintainya lagi. Hal ini normal disebabkan ibu yang baik dan tubuh wanita selama kehamilan serta perubahan cara kehidupannya sesudah bayinya lahir (Huliana, 2003 : 18).
2.1.6 Kebutuhan Dasar Masa Nifas
2.1.6.1. Mobilisasi Dini (Early mobilizationi)
Karena sehabis melahirkan ibu merasa lelah, ibu harus beristirahat, boleh miring kanan atau kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tramboemboli. Biasanya pada 2 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan melakukan aktifitas seperti biasa. Mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan :
- Memperlancar pengeluaran lockhea, mengurangi infeksi
- Mempercepat involusi
- Memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
- Menaikan kelancaran peredaran darah.
(Manuaba, 1998 : 193)
2.1.6.2. Kebersihan
- Kebersihan dan perawatan vulva
- Kebersihan buah dada / mamae
- Kebesihan pakaian terutama pakaian dalam
2.1.6.3. Makanan dan Minuman (Diet)
Perlu diperhatikan dalam masa nifas untuk menaikan kesehatan dan dalam produksi ASI. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan dan tidak ada batasan cairan yang masuk (Mochtar, 1998 : 117).
2.1.6.4. Miksi dan Defeksi
- Hendaknya BAK dilakukan secepatnya
- BAB harus 3-4 hari PP
(Mochtar, 1998 : 117)
2.1.6.5. Perawatan Payudara
Kedua payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI sehingga kelancaran pembentukan ASI berjalan dengan baik. Stagnasi ASI dapat menimbulkan bahaya infeksi sampai abses yang memerlukan tindakan, puting susu perlu diparhatikan dan dibesihkan sebelum memberikan ASI. Luka lecet pada putting susu dihindari sehingga mengurangi bahaya infeksi (Manuaba, 1998 : 199).
2.1.6.6. Perawatan Vulva
Tiap masa nifas perlu dilaksanakan perawatan vulva yang merupakan perhatian khusus dengan memperhatikan teknik aseptik bertujuan untuk mencegah infeksi.
2.1.6.7. Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-otot yang kendor, terutama rahim dan perut yang memual saat hamil (Huliana, 2003 : 6).
2.1.6.8. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah persalinan § Mencegah perdarahan masa nifas, karena tonia uteri
§ Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan berlanjut
§ Salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
§ Pemberian ASI awal
§ Melakukan hubungan antara bayi baru lahir dan ibu
§ Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi
§ Jika petugas kesehatan penolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir. Untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2 6 hari setelah persalinan § Memastikan involusi uterus berjalan normal. Uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikalis, tidak ada perdarahan di bawah umbilikalis, tidak bau.
§ Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
§ Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
§ Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit
§ Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah persalinan § Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4 6 minggu setelah persalinan § Menanyakan pada ibu tentang penyakit yang ia atau bayi alami
§ Memberikan konseling tentang KB secara dini
(Prawirohardjo, 2006 : 123)
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Pengumpulan Data
A. Pengkajian
Nama Klien   igunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan yang lain (Sastrawinata, 1983 : 154)
Umur :Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak, < 16 tahun atau > 35 tahun.
Suku / Bangsa :Untuk menentukan adat istiadat / budayanya
Agama :Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu selama memberikan asuhan.
Pekerjaan  ekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu kelelahan secara tidak langsung dapat menyebabkan involusi dan laktasi terganggu sehingga masa nifas pun jadi terganggu pada ibu nifas normal.
Alamat :Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal.
B. Anamnesa (Data Subjektif)
Tanggal / jam :Untuk mengetahui kapan klien datang dan mendapatkan pelayanan.
Keluhan :Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu setelah melahirkan.
Riwayat kehamilan dan persalinan :Untuk mengetahui apakah klien melahirkan secara spontan atau SC. Pada ibu nifas normal klien melahirkan spontan.
Riwayat persalinan :
• Jenis Pesalinan :Spontan atau SC. Pada ibu nifas normal klien melahirkan normal.
• Komplikasi dalam persalinan :Untuk mengetahui selama persalinan normal atau tidak.
• Placenta  ilahirkan secara spontan atau tidak, dilahirkan lengkap atau tidak, ada kelainan atau tidak, ada sisa placenta atau tidak.
• Tali pusat :Normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.
• Perineum :Untuk mengetahui apakah perineum ada robekan atau tidak. Pada nifas normal perineum dapat utuh atau ada robekan, pada nifas normal pun bisa juga dilakukan episotomi.
Perdarahan :
Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar pada kala I, II, III selama proses persalinan, pada nifas normal pendarahan tidak boleh lebih dari 500 cc.
Proses persalinan
- Bayi
• Tanggal lahir : untuk mengetahui usia bayi
- Tekanan darah pada nifas normal < 120 / 80 mmHg. - §Nadi pada nifas normal 80 – 100 x/menit  Pernapasan pada nifas normal 16 – 20 x/menit, suhu normalnya 36BB dan PB : untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak Normalnya > 2500 gr
BBLR < 2500 gr, makrosomi > 4000 gr.
• Cacat bawaan : bayi normal atau tidak
• Air ketuban : Air ketubannya normal atau tidak. Normalnya putih keruh. Banyaknya normal atau tidak normalnya 500-1000 cc.
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan ibu secara umum nifas normal biasanya baik.
2. Keadaan emosional
Untuk mengetahui apakah keadaan emosional stabil / tidak dan apakah terjadi post partum blues (depresi) pada post partum pada klien tersebut. Pada ibu nifas normal keadaan emosional stabil.
3. Tanda Vital
- 36,40C sampai 37,40C.
4. Pemeriksaan fisik
a. Muka : Kelopak mata : ada edema
atau tidak
Konjungtiva : Merah muda atau pucat
Sklera : Putih atau tidak
b. Mulut dan gigi : Lidah bersih, gigi : ada karies
tidak ada.
c. Leher
- Kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak
- Kelenjar getah bening : ada pembesaran atau tidak.
d. Dada
Jantung : irama jantung teratur
Paru-paru : ada ronchi dan wheezing atau tidak
e. Payudara
Bentuk simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, pengeluaran colostrum (Mochtar, 1990 : 102).
f. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : normal atau tidak dan tidak normal bila ditemukan lordosis.
CVAT : ada / tidak nyeri ketuk. Normalnya tidak ada.
g. Abdomen
Bekas luka operasi : untuk mengetahui apakah pernah SC atau operasi lain.
- Konsistensi : keras atau tidak benjolan ada atau tidak
- Pembesaran Lien (liver) : ada atau tidak
5. Uterus
Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus, konsistensi uterus, posisi uterus. Pada ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat kontraksinya baik. Konsistensinya keras dan posisi uterus di tengah.
6. Pengeluaran lochea
Untuk mengetahui warna, jumlah, bau konsistensi lochea pada umumnya ada kelainann atau tidak. Pada ibu nifas yang normal 1 hari post partum loceha warna merah jumlah + 50 cc, bau : dan konsistensi encer (Mochtar, 1998 : 116).
7. Perineum
Untuk mengetahui apakah ada perineum ada bekas jahitan atau tidak, juga tentang jahitan perineum klien. Pada nifas normal perineum bisa juga terdapat ada bekas jahitan bisa juga tidak ada, perineumnya bersih atau tidak.
8. Kandung kemih
Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak, para ibu nifas normal kandung kemih tidak teraba.
9. Extremitas atas dan bawah
- Edema : ada atau tidak
- Kekakuan otot dan sendi : ada atau tidak
- Kemerahan : ada atau tidak
- Varices : ada atau tidak
- Reflek patella : kanan kiri +/-, normalnya +
- Reflek lutut negatif pada hypovitaminase B1 dan penyakit urat syarat
- Tanda hooman : +/-+ bila tidak ditemukan rasa nyeri (Mochtar, 1998 : 102)
D. Uji Diagnostik
- Darah : pemeriksaan Hb
HB ibu nifas normal : Hb normal 11 gram %
- Golongan darah
Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah apabila terjadi komplikasi.
2.2.2 Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Contoh Diagnosa : P…. A…. Hari…. Post Partum normal dengan keadaan umum ibu baik atau tidak baik
Dasar :
Anamnesa :Jumlah kelahiran, pernah abortus atau tidak, masa setelah melahirkan.
Masalah :Berkaitan dengan keadaan psikologis ibu, normalnya tidak ada masalah.
Kebutuhan :Berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu biasanya dibutuhkan konseling lebih lanjut.
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifiksi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian, masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Diagnosa potensial pada nifas normal biasanya tidak ada diagnosa potensial.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera
Pada langkah ini dilakukan tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Biasanya pada nifas normal tidak dilakukan kolaborasi dengan DSOG atau tim kesehatan lain.
2.2.5 Perencanaan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan yang menyerluruh dan rasional pada nifas normal meliputi :
- Terapi dan asuhan
- Pendidikan kesehatan
- Konseling
- Kolaborasi (bila diperlukan)
- Rujukan (lebih diperlukan)
- Tindak lanjut
2.2.6 Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan untuk memulihkan tenaganya.
3. Menjelaskan pada ibu akibat kurang istirahat akan mengurangi produksi ASI dan memperbanyak perdarahan yang dapat menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap.
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum yaitu dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti pembalut setidaknya 2 x/hari.
6. Memberikan penjelasan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan yang diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan pelindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk minum dan hemat biaya.
7. Memberikan konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu, menggunakan BH yang menyokong payudara, apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting setiap kali selesai menyusui.
8. Memberitahu ibu untuk makan yang banyak dan bergizi seperti lauk – pauk dan sayur-sayuran agar produksi air susu tetap banyak.
9. Memberikan ibu therapy tablet tambah darah, pencegah perdarahan dan lancar ASI.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keektifan dari asuhan yang sudah diberikan secara efektif dan efisien.
2 Jam Post Partum
- Klien sudah BAK
- Lochea rubra
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Uterus keras
- Darah kurang lebih 50 cc
- Berat uerus kurang lebih 1000
6 Jam Post Partum
- Sudah dapat melakukan mobilisasi dini
- Lochea rubra
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Kontraksi uterus baik
6 Hari Post Partum
- Berat uterus kurang lebih 500 gram
- Lochea sanguinolenta
- TFU pertengahan sympisis dan pusat
6 Minggu Post Partum
- Berat uterus kurang lebih 50 gram
- TFU tidak dapat diraba dari luar
- Klien di KB atau klien sudah menentukan KB apa yang akan dipakai.
(Prawirohardjo, 2002 : 263)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 020 Mei 2008
Pukul : 14.35 WIB
Tempat : BPS Yati Feronike, Amd.Keb, SKM.
3.1 Subjektif
A. Identitas
Nama ibu
Umur
Suku / bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat : Ny.S
: 30 tahun
: Jawa
: Islam
: SMA
: Tidak bekerja
: Japura Lor Nama suami
Umur
Suku / bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat : Tn. J
: 32 tahun
: Jawa
: Islam
: SMA
: Wiraswasta
: Japura Lor
B. Anamnesa
1. Alasan utama : ibu post partum hari pertama
2. Riwayat kehamilan
• Riwayat menstruasi
HPHT : 20 – 08 – 2007 HTP : 27– 05 – 2008
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari teratur 7 hari
Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut sehari
• Penyakit kehamilan
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang kronis seperti DM, TBC, Hipertensi, asma dan lain-lain.
• Pola kehidupan sehari-hari
Pola nutrisi : ibu menyatakan makan teratur 3x sehari porsi sedang, nasi, lauk, sayur.
Minum : + 8 gelas sehari
Tidak pernah minum jamu / obat-obatan dan merokok
• Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam dan tidur malam + 7 jam
• Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, dan gosok gigi setiap hari, keramas 2x sehari.
3. Riwayat persalinan
• Tempat persalinan : BPS Yati Feronike, Am.Keb, SKM
• Ibu :
- Jenis persalinan : Spontan
- Ditolong oleh : Bidan
- Plasenta : Lahir spontan, lengkap
- Perineum : Robekan derajat II
- Perdarahan : Kala I : tidak ada
Kala II : ± 100 cc
Kala III : ± 110 cc
- Ketuban : Pecah amniotomi warnanya keruh
- Komplikasi ibu : Tidak ada
• Bayi
Lahir : Segera menangis kuat
Tanggal / pukul : 19 Mei 2008 / 20. 40 WIB
Berat badan : 3100 gram
Panjang badan : 49 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Masa gestasi : 39 minggu
Komplikasi bayi : tidak ada
3.2 Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,70C
Mata
Kelopak mata : Tidak ada edema
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Leher
Pembesaran kelenjar tryroid dan kelenjar limfe : tidak ada
Dada
Bentuk : Simetris
Jantung : Bunyi reguler
Paru-paru : Ronchi : tidak ada
Wheezing : tidak ada
Payudara
Pengeluaran cholostrum : Ada
Puting susu : Menonjol
Areola : Hiperpigmentasi
Benjolan : Tidak ada
Uterus
Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Keras
Posisi uteus : Di tengah abdomen
Diastesi rekti : Keras
Pengeluaran lochea
Warna : Merah
Jumlah : 20 cc
Bau : Khas
Konsistensi : Encer
Perineum : Ada bekas jahitan, tidak ada tanda-tanda infeksi
Kandung kemih : Tidak teraba (kosong)
Ekstremitas
Refleks patella kaki : +/+
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Pemeriksaan laboratorium
HB : 11,56 gram %
3.3 Assesment
P2 A0 1 hari post partum normal dengan keadaan umum baik.
3.4 Planning
1.  Ibu mengerti hasil pemeriksaan.®Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/menit R : 20 x/menit, S : 36,7oC
2.  Mengerti dan mau melakukan.®Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan untuk memulihkan tenaganya
3. Menjelaskan pada ibu akibat kurang istirah Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu mau istirahat.®at akan mengurangi produksi ASI dan memperbanyak perdarahan yang dapat menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
4.  Ibu mengerti dan mau melakukan.®Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap
5.  Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan mau menjaga kebersihan.®Memberikan konseling pada ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum yaitu dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti pembalut setidaknya 2 x/hari
6.  Ibu mengerti penjelasan tentang manfaat ASI.®Memberikan penjelasan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan yang diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan pelindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk minum dan hemat biaya
7.  Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan.®Memberikan konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu, menggunakan BH yang menyokong payudara, apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting setiap kali selesai menyusui
8.  Ibu mengerti dan mau makan-makanan bergizi.®Memberitahu ibu untuk makan yang banyak dan bergizi seperti lauk – pauk dan sayur-sayuran agar produksi air susu tetap banyak
9.  Ibu mengatakan akan meminumnya.®Memberikan ibu therapy tablet tambah darah, pencegah perdarahan dan lancar ASI
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 08-05-2008 / 19.30 WIB 09-05-2008 / 01.30 WIB
Anamnesa
Hari ke- 1(2 jam post partum) 1(6 jam post partum)
Keluhan Perut sedikit mulas Mulas berkurang
Pemeriksaan (O)
Keadan umum Baik Baik
Status emosinal Stabil Stabil
Tanda-tanda vital
Suhu 36,5oC 36,7oC
Nadi 80 x/menit 80 x/menit
Tensi 110/70 mmHg 110/80 mmHg
Respirasi 20 x/menit 24 x/menit
Mamae :
• Laktasi Colostrum (+) Colostrum (+)
Abdomen :
• Peristaltik usus Baik (+) Baik (+)
• Flatus (+) (+)
• Luka operasi Tidak ada Tidak ada
• Fundus Uteri 2 jari di bawah pusat 3 jari di bawah pusat
• Kontraksi Baik Baik
Lochea Rubra Rubra
Perineum Tidak ada tanda-tanda infeksi Tidak ada tanda-tanda infeksi
Miksi (+) Lancar (+) Lancar
Defekasi 1x jam 05.00 WIB Belum
Mobilisasi Aktif Aktif
Pengobatan therapi Kalnek 3×1
Laktafit 1 x 1
Fe 1×1 Kalnek 3×1
Laktafit 1 x 1
Fe 1×1
Keterangan Pasien pulang tanggal 09 -05-2008/ 11.00 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akaan tetapi,seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada Ny. S dengan post partum normal ditemukan data sebagai berikut : umur Ny. S adalah 30 tahun, KU ibu baik, TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36.7oC, LOCHEA : merah, jumlah sedang, berbau khas, konsistensi encer. Secara garis besar pengertian dari masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara toeri dengan kasus yang ada di BPS Yati Feronike Mertapada.
4.2 Interpretasi
Data yang didapatkan dalam konsep asuhan kebidanan post partum normal terjadi pada ibu bersalin dengan persalinan pervaginam dan kasus yang ditemukan dalam lahan praktek di BPS Yati Peronike Mertapada terjadi pada Ny. S dengan post partum normal hari pertama.
4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Dalam konsep asuhan diagnosa potensial yang akan terjadi pada ibu post partum normal adalah tidak ada. Pada kasus yang ditemukan di lahan praktek tepatnya di BPS Yati Feronike setelah dilakukan pemantauan ternyata sama seperti pada konsep asuhan.
4.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Pada kasus ini yang ditemukan di lahan praktek tepatnya di BPS Yati Feronike Mertapada pada Ny. S dengan post partum normal tidak dilakukan kolaborasi dengan dr. SPOG untuk melakukan pemeriksaan dan therapi lebih lanjut.
4.5 Merencankaan Asuhan yang Menyeluruh
Pada tahap perenanaan di sini, Ny. S dengan post partum normal di BPS Yeti Feronike Mertapada diberikan terapi tablet tambah darah, pencegah perdarahan dan lancar ASI menganjurkan ibu untuk banyak istirahat uintuk memulihkan tenaganya, menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap,memberikan konseling tentang manfaat ASI sedangkan kasus yang ditemukan di lahan praktek merencanakan hal yang sama sesuai konsep asuhan.
4.6 Pelaksanaan
Pada konsep asuhan pelaksanaannya antara lain memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat untuk memulihkan tenaganya, menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap, memberikan konseling tentang mendapat ASI sedangkan pada kasus yang ditemukan di lahan praktek sesuai dengan konsep asuhan.
4.7 Evaluasi
Dalam evaluasi penulis tidak menemukan kendala karena Ny. S dengan post partum normal tidak ditemukan adanya infeksi.
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. S dengan post partum normal, penulis dapat melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di lapangan.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengkajian pada Ny. S dengan post partum normal, dan keluarganya tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Post partum kalau ditangani dengan baik akan berjalan dengan normal. Sehingga tidak akan terjadi perdarahan maupun infeksi, pengenalan diri dan penjelasan maksud dan tujuan dari kegiatan pengkajian ternyata dapat menghilangkan kesalah fahaman klien terhadap petugas kesehatan dengan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.
Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnya sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu penulis juga berusaha melakukan sesuai teori yang diberikan dalam asuhan kebidanan pada nifas normal.
Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada umumnya memberikan konseling tentang hal-hal yang diperlukan klien.
Pada langkah evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada saat setelah 1 hari, klien dan keluarga akhrinya dapt memahami bahwa perawatan saat kehamilan, bersalin dan masa nifas sangat penting untuk mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam Jenis Bisnis Online Yang Menghasilkan Uang

Cara Memainkan Game PS2 Melalui Slot USB Flashdisk

Cara Memasang Audio/Musik/Mp3 di blog Otomatis mengulang