Laporan Ilmiah Peran dan Fungsi Guru : FKIP UNISMA

 
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya masalah sosok guru yang bagaimana yang kita butuhkan agar ia dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2). Guru sebagai seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990: 5). Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.


PEMBAHASAN
Pengertian Guru
Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki arti A person whose occupation is teaching others, yaitu seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain (Muhibbin Syah, 2003; 222). Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah, dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 31). Maka guru di jaman sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat.
Mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan pra jabatan yaitu di satu pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi guru dan di lain pihak membuat mereka menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya, kiranya perlu dikemukakan mengapa guru itu harus menjadi manusia berbudaya. Oleh kanena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, jadi pendidikan dapat berfungsi melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini tergantung 3 elemen pokok yaitu :
  1. Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training) harus mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak pendidikan formal. Tidak mungkin seseorang dapat dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang baik di satu bidang pengetahuan kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik.
Ini bukan berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan baik dapat menjadi guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar bagaimanapun mahirnya orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia tidak punya sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap menjadi guru.
  1. Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar pendidikan umum.
  2. Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam dirinya (secara ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni. Sehingga ada istilah yang populer di dalam masyarakat tentang dokter yang bertangan dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal ilmu yang diberikan sama.
Oleh karena mengajar dan pekerjaan dokter merupakan art (kiat), maka diperlukan pemagangan. Karena art tidak dapat diajarkan adalah teknik mengajar, teknik untuk kedokteran. Segala sesuatu yang kita anggap kiat, begitu dapat diajarkan diakalau menjadi teknik. Akan tetapi kalau kiat ini tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak dapat dipelajari. Untuk ini orang harus aktif mempelajarinya dan mempelajari kiat ini harus melalui pemagangan dengan jalan memperhatikan orang itu berhasil dan mengapa orang lain tidak berhasil, mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa yang lain kurang berhasil.
Berdasarkan tanggung jawab yang diembannya, pengertian guru dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
  1. Guru kelas, jika ia mempunyai tugas untuk mengajarkan sebagian besar mata pelajaran di satu kelas saja, dan ia tidak mengajar di kelas yang lainnya.
  2. Guru mata pelajaran, jika ia hanya memiliki tugas untuk mengajarkan satu mata pelajaran saja.
  3. Guru bimbingan dan konseling, yakni guru yang diberi tugas untuk memberikan bimbingan bagi peserta didik, baik dalam menghadapi kesulitan belajar maupun untuk memilih karier di masa depan yang sesui dengan bakat dan minatnya.
  4. Guru pustakawan, yakni guru yang selain memiliki tugas utamanya, ia diberi tugas tambahan lain untuk mengurus perpustakaan sekolah.
  5. Guru ekstrakulikuler, yakni guru yang diberi tugas tambahan lain sebagai pembimbing kegiatan ekstrakurikuler, seperti pembinaan pramuka, pembinaaan olah raga, pembinaan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), seni musik, seni tari, dan lain sebagainya.
Adapun karakteristik guru professional, yaitu :
  1. 1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya
  2. 2. Menguasai secara mendalam bahan belajar atau mata pelajaran serta cara pembelajarannya
  3. 3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
  4. 4. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya
  5. 5. Menjadi partisipan aktif masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Fungsi dan Peranan Guru
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa professional guru mengandung pengertian yang meliputi unsur kepribadian, keilmuan dan ketrampilan. Dengan demikian dapat diartikan, bahwa kompetensi profesinalisme guru tentu saja akan meliputi ketiga unsur itu walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada ketrampilan sesuai dengan peranan yang telah dikerjakan.  Adapun fungsi dan peranan guru secara umum, yaitu :
  1. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu, yang menyangkup tanggung jawab, wibawa, madiri dan disiplin
Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila guru memenuhi syarat-syarat kepribadian dan penugasan ilmu. Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistik, jujur dan terbuka serta peka terhadap perkembangan, terutama terhadap inovasi pendidikan.
Sehubung dengan peranannya sebagai pendidik, guru harus menguasai ilmu antara lain mempunyai pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran/bidang study yang diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik, teori kurikulum metode pengajaran, teknologi pendidikan teori evaluasi psikologi belajar dan sebagainya.
  1. Guru sebagai Pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, menguasai penggunaan strategi dan metode yang akan diguanakan dalam proses belajar mengajar  dan memahami materi standart yang dipelajari serta menentukan alat evaluasi belajar yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Sehubungan dengan itu, sebagai seorang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu:
  1. Membuat ilustrasi
  2. Mendefinisikan
  3. Menganalisis
  4. Mensintesis
  5. Bertanya
  6. Merespon
  7. Mendengarkan
  8. Menciptakan kepercayaan
  9. Memberikan pandangan yang bervariasi
10.  Menyediakan media untuk mengkaji materi standart
11.  Menyesuaikan metode pembelajaran
12.  Memberikan nada perasaan
  1. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu, dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik. Tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam perjalanan.  Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
Istilah perjalanan merupakan proses belajar mengajar, baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. selain itu, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk membimbing siswa, memberikan dorongan psikologi agar siswa dapat mengesampingkan faktor-faktor internal yang akan menggangu proses pembelajaran, serta guru juga harus dapt memberikan arah dan pembinaan karier siswa sesui dengan bakat dan kemampuan siswa.  Guru memerlukan 4 kompetensi, yaitu:
  1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik sehubung dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang mereka perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruhaspek perjalan. Sebagai contoh, kualitas hidup seseorang sangat tergantung pada kemampuan membaca dan menyatakan pikiran-pikirannya secara jelas.
  2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah tapi juga harus terlibat secara psikologi. Dengan kata lain, peserta didik harus dibimbing untuk mendapatkan pengalaman, dan membentuk kompetensi yang akan mengantar mereka mecapai tujuan. Dalam setiap hal peserta didik harus belajar, untuk itu mereka harus memiliki pengalaman dan kompetensi yang dapat menimbulkan kegiatan belajar.
  3. Guru harus memaknai kegiatan belajar mengajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kegidupan dan arti terhadap kegiatan belajar. Bisa jadi pembelajaran direncanakan dengan baik, dilaksanakan secara tuntas dan rinci, tetapi kurang relevan, bermakna, dan imaginative.
  4. Guru harus melaksanakan penilaian. Guru diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang merupakan kegiatan penilaian yang hasilnya sangat bermanfaat terutama untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
  5. Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan madir dalam berbagai macam ketrampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing.
Pelatihan yang dilakukan, disamping memperhatikan kompetensi dan materi dasar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dengan lingkungannya. Untuk itu, guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal secara sempurna. Guru menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang seharusnya diketahui. Guru harus bisa menahan emosinya untuk menjawab semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya, sehingga kewenangan yang dimiliki tidak membunuh kreativitas peserta didik.
  1. Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam berbagai hal dapat berharap untuk menasehati orang lain. Makin efektif guru menangani setiap permasalahan, maka makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasehat dan kepercayaan diri. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus lebih memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
  1. Guru sebagai Pembaharu (Innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ke dalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik.
  1. Guru sebagai model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Peran dan fungsi ini patut dipahami, dan tidak perlu menjadi beban yang memberatkan, sehingga dengan ketrampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran. Yang harus diperhatiakn oleh guru bila menjadi seorang teladan yaitu sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, prilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, dan gaya hidup secara umum. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah.
  1. Guru sebagai Pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan sebagai seorang pendidik. Ujian berat bagi seorang guru dalam hal kepribadian adalah rangsangan yang memancing emosinya. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, dan keluwesannya dalam bergaul.
Untuk menyempurnakan itu semua, seorang guru bisa meminta pendapat pada teman sejawatnya atau mungkin peserta didik tentang penampilannya sehari-hari, baik didalam kelas maupun di luar kelas dan segera memanfaatkan pendapat yang telah diterima dalam upaya mengubah atau memperbaiki penampilan tertentu yang kurang tepat.
  1. Guru sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya  melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. menyadari akan kekurangannya, guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Bagaimana menemukan apa yang tidak diketahuinya? Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula. Apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.
  1. Guru sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunnia kehidupan disekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang.
Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya.
  1. Guru sebagai Pembangkit Pandangan
Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakekat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakannya.
  1. Guru sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan ketramplan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan sering kali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya. Disamping itu, jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, bisa merusak dan mengubah sikap umumnya terhadap pembelajaran. Ada beberapa kegiatan rutin yang sering dikerjakan guru dalam pembelajaran disetiap tingkat, diantaranya :
  1. Bekerja tepat waktu baik diawal maupun akhir pembelajaran.
  2. Membuat catatan dan laporan sesui dengan standart kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.
  3. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.
  4. Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahunan.
  5. Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, kepustakaan, dan media pembelajaran.
  6. Menciptakan iklim kelas yang kondusif.
  7. Guru sebagai Pemindah Kemah
Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan, serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Untuk menjalankan fungsi ini guru harus memahami mana yang tidak bermanfaat dan barangkali membahayakan perkembangan peserta didik, dan memahami mana yang bermanfaat.
Guru dan peserta didik bekerja sama mempelajari cara baru, dan meninggalkan kepribadian yang telah membantunya mencapai tujuan dan menggantinya sesuai dengan tuntutan masa kini. Proses ini menjadi suatu transaksi bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran.
  1. Guru sebagai Aktor
Untuk mengajar, guru harus memiliki gagasan dan pegalaman, serta harus menyadari bahwa orang lainpun berkesempatan untuk memilikinya, ia harus mengembangkan pengetahuan yang telah dikumpulkan serta mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan pengetahuan itu.
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Guru harus menguasai materi standart dalam bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, memperbaiki ketrampilan, dan mengembangkan untuk mentransfer bidang studi itu.
  1. Guru sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tidak berharga, merasa dicampakkan orang lain atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa, diperlukan ketelatenan, keuletan, dan seni memotivasi agar timbul kembali kesadaran, dan bangkit kembali harapannya.
  1. Guru sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks yang tidak dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses untuk menentukan tingkat penyampaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Dalam hal ini, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai. Kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai evaluator adalah memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliput jenis masing-masing teknik, karakteristik prosedur pengembangan, serta cars menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas, realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
  1. Guru sebagai Anggota Masyarakat
Untuk melaksanakan peranan ini, guru harus memenuhi syarat-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu tertentu. Guru harus bersikap terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersifat angkuh, bersikap ramah tamah terhadap siapapun, suka menolong dimana pun dan kapan pun, serta simpati dan empati terhadap pimpinan, teman sejawat, dan para siswa. Agar guru mampu mengembangkan pergaulan dengan masyarakat, ia perlu menguasai psikologi sosial, khususnya mengenai hubungan anar manusia dalam angka dinamika kelompok.
Sebagai anggota masyarakat, guru memiliki ketrampilan seperti: ketrampilan dalam membina kelompok, ketrampilan bekerja sama dalam kelompok, dan ketrampilan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
  1. Guru sebagai Pemimpin
Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru memilih kepribadian, seperti: kondisi fisik yang sehat, percaya pada diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar dan antusiasme, gemar dan dapat cepat mengambil keputusan, bersikap objektif dan mampu menguasai emosi, serta bertindak adil (Sondang P. Siagian, 1978). Selain dari itu, guru harus menguasai ilmu tentang teori kepemimpinan dan dinamika kelompok, menguasai prinsip-prinsip hubungan masyarakat, menguasai teknik berkomunikasi, dan menguasai semua aspek kegiatan organisasi persekolahan.
Untuk itu, guru harus memiliki berbagai ketrampilan yang dibutuhkan sebagai pemimpin, seperti: bekerja dalam tim, ketrampilan berkomunikasi, bertindak selaku penasehat dan orang tua bagi murid-muridnya, ketrampilan melaksanakan rapat, diskusi dan membuat keputusan yang tepat, cepat, rasional dan praktis.
Untuku menjadi pemimpin yang baik, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
  • Selalu berbicara secara positif baik kepada bawahan maupun atasan.
  • Tidak mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan. Gunakan waktu kerja hanya untuk pekerjaan, bukan urusan pribadi.
  • Selalu berbicara optimis dalam menghadapi segala tantangan.
  • Selalu membangun dukungan ke seluruh personal dengan cara memberikan pujian kepada bawahan di depan rekan rekannya.
  • Tidak mempermalukan bawahan didepan rekan rekannya. Teguran atau kritikan hanya disampaikan empat mata.
  • Setiap kritikan kepada bawahan, selalu dibarengi dengan koreksi tentang bagaimana melakukannya dengan lebih baik dan benar.
  • Berani mengakui kesalahan didepan bawahan. Sebagian besar orang tidak bisa menjadi pemimpin yang baik, karena mereka berpikir bahwa mengakui kesalahan adalah sebuah kelemahan. Sebenarnya, orang orang akan kagum dengan keberanian kita bila berani mengakui kesalahan kita.
  1. Guru sebagai Fasilitator
Tugas guru tidak hanya menyampaiakan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, agar mereka dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.  Sebagai fasilitator tugas guru yang paling utama adalah memberi kemudahan belajar dengan pembelajaran yang terpadu, accelerated learning, moving class, konstruktivisme, contextual learning, quantum learning digunakan sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik.
Guru harus siap menjadi fasilitator yang demokratis professional, karena dalam kondisi perkembangan informasi, teknologi dan globalisasi yang begitu cepat. kondisi ini menuntut guru untuk senantiasa belajar meningkatkan kemampuan, siap dan mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk belajar dari peserta didiknya.
  1. Guru sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik agar siswa lebih semangat dalam proses belajar mengajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
  1. Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya.
  2. Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti.
  3. Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik.
  4. Menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna.
  5. Meberikan penilaian dengan adil dan transparan.
  6. Guru sebagai Administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Peranan ini memerlukan syarat-syarat kepribadian, seperti: teliti dalam bekerja, rajin, harus menguasai ilmu mengenai tata buku ringan, korespondensi, penyimpanan arsip dan administrasi pendidikan.
Untuk itu maka guru harus memiliki ketrampilan, seperti: mengadministrasikan keuangan, ketrampilan menyusun academic records, ketrampilan menyusun arsip dan ekspedisi, dan ketrampilan mengetik serta berbagai ketrampilan lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan adminstrasi ringan di sekolah.
Dari uraian-uaraian berikut, maka dapat disimpulkan bahwa ada fungsi kesejahteraan guru, yaitu :
  1. Fungsi penyembuhan dan pemulihan (kuratif) remedial dan rehabilitative.
Bertujuan untuk meniadakan hambatan-hambatan atau masalah social yang ada. Fungsi pemulihan (rehabilitasi) terutama untuk menanamkan dan menumbuhkan fungsionalitas kembali dalam diri guru maupun anggota masyarakat. Fungsi penyembuhan dapat bersifat represif artinya bersikap menekan agar masalah guru yang timbul tidak makin parah dan tidak menjalar.
  1. Fungsi pencegahan
Dalam hal ini meliputi langkah-langkah untuk mencegah agar jangan sampai timbul masalah guru yang baru, juga langkah-langkah untuk memelihara fungsionalitas guru maupun masyarakat.
  1. Fungsi pengembangan
Untuk mengembangkan kemapuan usaha-usaha guru agar dapat lebih meningkatkan fungsionalitas mereka sehingga dapat hidup secara produktif.
  1. Fungsi penunjang
Fungsi ini menopang usaha-usaha guru agar dapat lebih berkembang. meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar keberhasilan program-program kesejahteraan seperti bidang kesehatan, keluarga, pertanian dan sebagainya.
2.3 Peran dan Fungsi guru dalam pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c) rencana kegiatan, (d) rencana evaluasi.
a)      Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
  • Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
  • Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan, dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
  • Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
  • Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan penilaian efektivitas strategi.
  • Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik
b)      Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar
c)      Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua.

2.4 Kode Etik Profesi Keguruan
Dalam menjalankan profesinya guru harus taat dan tunduk pada kode etik yaitu norma dan asas yang disepakati dan diterima guru-guru di Indonesia sebagai pedoman dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara.
Kode etik guru terdiri atas :
  • Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang sesuai dengan falsafah negara.
  • Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
  • Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
  • Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan pendidikan.
  • Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
  • Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
  • Guru secara bersama-sama memelihara, memberi dan meningkatkan mutu organisasi.
  • Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam pidana pendidikan.

2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Selain mengajar, guru juga mempunyai tugas-tugas lain sebagai berikut:
a)      Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya.
b)      Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
c)      Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
d)      Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
e)      Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya (Ag. Soejono, 1982: 62).
2.6 Sifat-Sifat Guru
Ada beberapa pendapat para ahli tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para guru, antara lain:
a)      Menurut Ngalim Purwanto (1998: 140-148), syarat-syarat guru adalah: berijazah, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkelakuan baik, bertanggung jawab, berjiwa nasional, adil, percaya dan suka kepada murid-muridnya, sabar dan rela berkorban, memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajarannya, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, dan berpengetahuan luas.
b)      Menurut Abdurrahman An-Nahlawi (1989: 239-246), sifat-sifat guru Muslim adalah: hendaknya tujuan, tingkah laku, dan pola pikir guru bersifat rabbani, ikhlas, bersabar, jujur, membekali diri dengan ilmu, mampu menggunakan metode mengajar, mampu mengelola siswa, mempelajari kehidupan psikis para siswa, tanggap terhadap berbagai persoalan,, dan bersikap adil.
c)      Dalam pandangan Athiyah Al-Abrasyi (1988: 20-25), sifat-sifat guru yang Islami itu antara lain: zuhud, bersih tubuhnya, bersih jiwanya, tidak ria, tidak pendendam, tidak menyenangi permusuhan, tidak malu mengakui ketidaktahuan, tegas dalam perkataan dan perbuatan, bijaksana, ikhlas, rendah hati, lemah lembut, pemaaf, sabar, berkepribadian, tidak merasa rendah diri, bersifat kebapaan, mengetahui karakter murid.
d)      Menurut Mahmud Yunus seperti yang dikutip Ahmad Tafsir (1992: 82), sifat-sifat guru antara lain: kasih saying kepada murid, bijak dalam memilih bahan pelajaran, senang melarang murid melakukan hal yang tidak baik, senang memberikan peringatan, senang memberikan nasehat, hormat kepada pelajaran lain yang bukan pegangannya, bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf kecerdasan anak didik, mementingkan berpikir dan berijtihad, jujur dalam keilmuan, dan adil.
Berdasarkan sifat-sifat yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat guru itu pada dasarnya berkaitan dengan sifat kognitifnya, afektif, dan psikomotornya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki arti A person whose occupation is teaching others, yaitu seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain (Muhibbin Syah, 2003; 222). Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah, dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 31). Adapun fungsi dan peranan guru yaitu :
  1. Guru sebagai pendidik
  2. Guru sebagai Pengajar
  3. Guru sebagai Pembimbing
  4. Guru sebagai pelatih
  5. Guru sebagai penasehat
  6. Guru sebagai pembaharu (innovator)
  7. Guru sebagai model dan teladan
  8. Guru sebagai pribadi
  9. Guru sebagai peneliti
10.  Guru sebagai pendorong kreatifitas
11.  Guru sebagai pembangkit pandangan
12.  Guru sebagai pekerja rutin
13.  Guru sebagai pemindah kemah
14.  Guru sebagai actor
15.  Guru sebagai emansipator
16.  Guru sebagai evaluator
17.  Guru sebagai anggota masyarakat
18.  Guru sebagai pemimpin
19.  Guru sebagai pemimpin
Disamping peran dan fungsi guru, maka guru juga mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu :
a)      Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya.
b)      Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
c)      Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
d)      Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
e)      Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya (Ag. Soejono, 1982: 62).
Guru harus memiliki sifat-sifat diantaranya adalah : berijazah, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkelakuan baik, bertanggung jawab, berjiwa nasional, adil, percaya dan suka kepada murid-muridnya, sabar dan rela berkorban, memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajarannya, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, dan berpengetahuan luas.
3.2 SARAN
Kami selaku penulis di makalah ini menyarankan agar pembaca bisa membaca, memahami dan mengamalkan dengan benar dengan point demi point untuk menjadi guru yang sesungguhnya, tidak salah dalam menjalankan peranannya menjadi seorang guru yang sejati, serta kami juga memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata atau kalimat yang kurang benar dalam penulisan maupun ejaan, kami juga menunggu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan malah ini.

 http://www.infodiknas.com/peran-dan-fungsi-guru/

DAFTAR PUSTAKA
 
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan kompetensi. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Sardiman, Arief S, dkk, 2002. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Mudyahardjo, Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Burhanuddin. 1995, Profesi Keguruan. Malang : Penerbit IKIP Malang
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Suparlan. 2002. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta : Hikayat Publishing
Mulyasa, E. 2008. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Rusyan, A. Tabrani, dkk. 2000. Guru yang Sejahtera. Bandung : CV. Acarya Media Utama
____

Oleh : Aisah Agustina (Mahasiswa FKIP UNISMA Malang).
Post melalui  Diposting oleh Tanggal: 8 August 2011



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam Jenis Bisnis Online Yang Menghasilkan Uang

Cara Memainkan Game PS2 Melalui Slot USB Flashdisk

Cara Membuat Tulisan Unik Menarik dan Kreatif Online