Makalah Kebidanan dengan Keluarga Berencana

                            Selamat datang                             


BAB 1

PENDAHULUAN

Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera (Wiyono, 1997).
Berbagai macam alat kontrasepsi yang disuguhkan kepada para akseptor KB antara lain suntikan, alamiah, AKDR, implant, kontrasepsi mantab (MOP dan MOW) dan pil KB.
Dari semua kunjungan akseptor KB. KB suntik kombinasi memiliki kontrasepsi sekitar pada 1 bulan terakhir ini. Oleh karena itu akan ditulis asuhan kebidanan pada Ny. “I” akseptor KB suntik kombinasi.
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi.
1.2.2.2 Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
1.2.2.3 Dapat menetapkan tindakan segera.
1.2.2.4 Dapat menetapkan diagnosa potensial.
1.2.2.5 Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
1.2.2.6 Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun.
1.2.2.7 Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
1.3 PELAKSANAAN
Asuhan kebidanan ini disusun pada saat prektik klinik di BPS ……….. Surabaya pada tanggal ………………..
Laporan studi kasus ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KB
2.2 Konsep dasar Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik kombinasi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa dan Masalah
3.3 Diagnosa Potensial
3.4 Tindakan Segera
3.5 Planning
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB 4 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera (Wiyono, 1997).
2.1.2.1 Tujuan Demografis
Yaitu dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu target demografi berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun 1990.
2.1.2.2 Tujuan Normatif
Yaitu dapat dihayati norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia (Mochtar, 1998).
2.1.3.1 Sasaran Langsung
Yaitu pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta keluarga berencana lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas.
2.1.3.2 Sasaran Tidak Langsung
Yaitu organisasi-organisasi kemasyarakatan, instansi pemerintahan maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (Wanita dan Pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses pembentukan sistem keluarga kecil bahagia sejahtera (Mochtar, 1998).
2.1.4.1 Faktor-faktor Motivasi dan Rehabilitasi
1. Umur
2. Gaya hidup
3. Frekuensi senggama
4. Jumlah keluarga yang diinginkan
5. Pengalaman kontrasepsi yang lalu
6. Sikap kewanitaan dan kepriaan
2.1.4.2 Faktor kesehatan, kontraindikasi, absolut dan relatif
1. Riwayat haid
2. Efek samping minor
3. Komplikasi-komplikasi yang potensial
4. Pemeriksaan flek dan panggul
2.1.4.3 Faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
1. Efektivitas
2. Efek samping minor
3. Komplikasi-komplikasi yang potensial
4. Kerugian
5. Biaya
2.1.5.1 Aman dan tidak berbahaya
2.1.5.2 Dapat diandalkan
2.1.5.3 Sederhana
2.1.5.4 Murah
2.1.5.5 Dapat diterima orang banyak
2.1.5.6 Pemakaian jangka panjang (Hartono, 1994)
2.1.6 Macam-Macam Metode Kontrasepsi
2.1.6.1 Metode Sederhana
Terdiri dari 2 macam yaitu dengan alat seperti kondom pria, kondum wanita, diafragma, servical cap, dan tanpa alat seperti metode alami, coitus interuptus.
2.1.6.2 Metode Modern
Terdiri atas kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, KB suntik, implant, AKDR/IUD, kontrasepsi mantab, seperti MOW dan MOP.
2.1.7.1 Pengertian
Adalah 25 mg deponaroxi progesteron acetat dan 1 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebutan seklai (cyclofem) dan 50 mg nereticinicon enafat dan 5 mg estradiol valenat yang diberikan injeksi 1 M sebutan sekali (Saifuddin, 2003).
2.1.7.2 Efektivitas
Sangat efektif (0.1 – 0.4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin, 2003).
2.1.7.3 Mekanisme
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu.
4. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba
(Saifuddin, 2003).
1. Risiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidak menyimpan obat suntik
7. Mengurangi jumlah perdarahan
8. Mengurangi nyeri pada saat haid
9. Mencegah anemia (Saifuddin, 2003)
2.1.7.5 Kerugian
1. Terjadi perubahan pada haid
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti hilang setelah suntikan kedua dan ketiga.
3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan.
4. Penambahan berat badan.
5. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian (Saifuddin, 2003)
2.1.7.6 Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Mengyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi
2.1.7.7 Kontraindikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4. Penyakit haid akut (virus hepatitis)
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
9. Keganasan payudaya. (Saifuddin, 2003)
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Subyektif
1. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
2. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.
3. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
4. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
5. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
6. Riwayat Kesehatan dan Riwayat Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM, dan TBC.
7. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara.
8. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2.2.1.2 Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan, kesadaran.
2. Pemeriksaan Khusus
 Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
 Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya bendungan vena jugularis.
 Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
 Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
 Ekstrimitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstrimitas bawah.
2.2.2.1 Diagnosa
Akseptor KB suntik 1 bulan.
2.2.2.2 Masalah
 Amerorhea
 Spotting
 Meningkat/menurunnya BB
2.2.2.3 Diagnosa Potensial
Tidak ada
2.2.2.4 Tindakan Segera
Tidak ada
2.2.3.1 Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : Klien mengetahui keadaan dan kondisinya.
2.2.3.2 Siapkan alat (spuit, kontrasepsi suntik kombinasi, jarum suntik, kapas alkohol).
Rasional : Alat tersebut diperlukan pada saat injeksi KB suntik kombinasi.
2.2.3.3 Siapkan klien (anjurkan klien tidur miring)
Rasional : Klien merasa nyaman waktu diinjeksi.
2.2.3.4 Siapkan petugas (cuci tangan)
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi
2.2.3.5 Berikan injeksi pada daerah gluteal secara 1 M dalam yang sebelumnya dibersihkan dengan kapas alkohol 70%.
Rasional : Didaerah gluteal terdapat muskulus yaitu muskulus maximus.
2.2.3.6 Anjurkan pada klien untuk tidak memijat daerah yang disuntik.
Rasional : Apabila dilakukan pemijatan pada daerah yang disuntik obat akan terlalu cepat diserab.
2.2.3.7 Buang jarum dan spuit dalam kotak/tempat tahan tusuk
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi.
2.2.3.8 Anjurkan pada klien untuk datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi.
Rasional : KB suntik kombinasi diberikan dengan interval dengan waktu 1 bulan.
2.2.3.9 Cuci tangan setelah melakukan injeksi
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi.
2.2.3.10 Berikan konseling tentang masalah/keluhan klien
Rasional : Klien mendapatkan penjelasan atas masalahnya dan klien merasa tenang.
Melakukan rencana asuhan kebidanan yang disusun sesuai rencana dan melakukan follow up.
TINJUAUAN KASUS
Pada tanggal : ……………… Pukul : 16.30 WIB
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Identitas
Nama : Ny. I Nama                              Suami : Tn. H
Umur : 27 tahun                                  Umur : 29 tahun
Agama : Islam                                       Agama : Islam
Suku : Jawa                                               Suku : Jawa
Pendidikan : SMA                                   Pendidikan : STM
Pekerjaan : -                                              Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -                                          Penghasilan : -
Alamat : …………………. Surabaya
Tidak ada keluhan.
Klien mengatakan sebelum menggunakan KB suntik ia tidak menggunakan KB lain.
Menarche : 12 tahun Warna : merah
Siklus : 28 hari Sifat : encer
Lama : ± 5 hari Dysmenorea : tidak
Flour albus : tidak
No. Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket
Suami Usia Kehamilan Penyu
lit Peno
long Jenis Penyu
lit Seks BB/PB H M Laktasi
1
9 bln
-
Bidan
Spontan
-
N
Laki-laki
1,5th
6 bln
Suntik
1 bln
Klien mengatakan ia tidak menderita penyakit sistemik seperti hipertensi, hepatitis, asma, jantung, ginjal, TBC, maupun kanker payudara.
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit sistemik seperti, hipertensi, hepatitis, asma, jantung, ginjal, TBC, maupun kanker payudara.
1. Pola Eliminasi
Klien mengatakan BAB 1 x sehari dan BAK ± 6 x/hari, dan tidak ada gangguan.
2. Pola Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 x/hari dengan menu sepiring nasi, ikan dan sayur, kadang-kadang makan buah.
3. Pola Istirahat
Klien istirahat ± 10 jam/hari, tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam.
4. Pola Aktivitas
Klien mengatakan aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
Klien mengatakan melakukan hubungan seksual 2 – 3 x/minggu
6. Personal Hygiene
Klien mengatakan mandi 2 x/hari, gosok gigi 3 x/hari.
7. Kebiasaan Sehari-hari
Klien mengatakan ia tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum jamu.
3.1.2.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis BB : 56 kg
TTV : TD : 120/70 mmHg TB : 155 cm
N : 88 x/menit S : 36oC
RR : 24 x/menit
3.1.2.2 Pemeriksaan Khusus
 Wajah : tidak oedem, conjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada chloasma.
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
 Dada : bentuk payudara simetris, tidak ada massa
 Abdomen : tidak ada pembesaran pada uterus
 Genetalia : tidak ada condilomalata, tidak ada condiloma aquminata, tidak ada infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene, anus tidak ada hemoroid.
 Ekstrimitas : tidak oedem pada ekstrimitas atas maupun bawah serta tidak ada varices pada ekstrimitas bawah.
3.2.1 Diagnosa
Akseptor KB suntuk 1 bulan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
2. Siapkan alat (spuit, jarum suntik, kontrasepsi 1 bulan, kapas alkohol).
3. Siapkan klien, sarankan untuk tidur miring/tengkurap.
4. Siapkan petugas (cuci tangan), lalu mendesinfeksi bagian yang akan disuntik
5. Berikan injeksi pada bagian/daerah gluteal secara I M, dan melakukan aspirasi terlebih dahulu.
6. Anjurkan pada klien agar tidak memijat bagian yang diinjeksi
7. Spool spuit dengan larutan closin 0.5%, kemudian buang jarum dan spuit
8. Cuci tangan setelah melakukan injeksi
9. Anurkan klien untuk datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 19 April 2005.
Tgl/Jam Keterangan Paraf
22-03-06 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien
2. Menyiapkan alat (spuit, jarum, kapas alkohol, kontrasepsi suntik 1 bulan).
3. Menyiapkan klien
4. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
5. Memberikan injeksi pada gluteal secara IM dengan melakukan aspirasi terlebih dulu pada daerah yang telah didesinfeksi
6. Mengajurkan pada klien untuk tidak memijat bagian yang telah diinjeksi.
7. Spuit dispool dengan larutan klorin 0.5% dan membuang pada kotak yang tahan tusuk.
8. Mencuci tangan setelah melakukan injeksi
9. Menganjurkan pada klien untuk datang lagi tanggal
10. Memberikan penjelasan tentang efek samping KB suntik 1 bulan.
Tanggal : 22 Maret 2006 Jam : 17.00 WIB
S : Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
O : Klien dapat mengulang apa yang telah dijelaskan
A : Akseptor KB 1 bulan
P : Berikan injeksi ulang 1 bulan lagi.
SIMPULAN
Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun hubungan saling percaya antara klien dengan bidan.
Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah dan kebutuhan klien yang sesuai.
Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada kerjasama yang baik dengan klien.
Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan pada perencanaan tindakan yang disusun.
Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnosa.


1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 2
2.1 KB
2.1.2 Tujuan KB
2.1.3 Sasaran KB
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi
2.1.5 Syarat Metode Kontrasepsi Yang Baik
2.1.7 KB Suntik Kombinasi
2.1.7.4 Keuntungan
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI
2.2.2 Diagnosa dan Masalah
2.2.3 Planning
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
BAB 3
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1.2 Keluhan Utama
3.1.1.3 Riwayat KB
3.1.1.4 Riwayat Menstruasi
3.1.1.5 Riwayat Obstetri
1.
3100/50
3.1.1.6 Riwayat Kesehatan dan Penyakit Klien
3.1.1.7 Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
3.1.1.8 Pola Kehidupan Sehari-hari
5. Pola Aktivitas Seksual
3.1.2 Data Obyektif
3.2 DIAGNOSA DAN MASALAH
3.2.2 Masalah
3.3 DIAGNOSA POTENSIAL
3.4 TINDAKAN SEGERA
3.5 PLANNING
3.6 IMPLEMENTASI
3.7 EVALUASI
BAB 4
Dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memnberikan asuhan kebidanan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Hartantao, Hanafi, 1994. Kontrasepsi dan Keluarga Berencana. Jakarta.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan Sosial Jilid II. Jakarta : EGC.
Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan. Surabaya : Airlangga University Press.
_____________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memainkan Game PS2 Melalui Slot USB Flashdisk

Cara Membuat Tulisan Unik Menarik dan Kreatif Online

Cara Memasang Audio/Musik/Mp3 di blog Otomatis mengulang