panas/kalor/thermodinamika/fisika dokteran/kesehatan/
kompos 085729235186
PANAS
1. HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA DAN METABOLISME
Termodinamika
berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan dinamika
(yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi
termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang energi yang
berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan.
Misalnya suatu
benda dinaikan suhunya maka timbul pemuaian atau penyusutan; pada termo elemen
akan membangitkan gaya gerak listrik.
Pada proses ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu
gaya yang mengalami perpindahan yang mengakibatkan terlaksananya suatu usaha.
Dengan
demikian thermodinamika merupakan akar dari beberapa cabang ilmu fisika. Dalam mempelajari thermodinamika bukan hanya
fenomena suhu tetapi juga tuntunan logika, sifat-sifat gas, larutan zat padat
dan reaksi kimia.
1.1.
THERMOMETRIK
Mengetahui
panas dinginnya suatu zat dengan menggunakan indra peraba merupakan penilaian
yang subyektif serta tidak alamiah.
Pengamatan secara itu disebut pengamatan yang kwalitatif yang justru
dapat menyesatkan. Misalnya seseorang
mencelupkan tangannya ke dalam air suam akan menilai air itu hangat, apabila
orang tersebut sebelumnya telah mencelupkan tangannya ke dalam air dingin. Sebaliknya akan terasa dingin apabila sebelumnya
tangannya telah dicelupkan dalam air yang lebih hangat. Untuk menghindari penilaian yang subyektif
perlu adanya penilaian yang kwantitatif.
Justru ini perlu adanya alat ukur dan satuan standar. Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu
tersebut disebut Termometer, prinsip dasar dari alat ukur ini ialah fenomena
pemuaian yang merupakan indeks temperatur.
Contoh : termometer air raksa dan thermometer alkohol.
Air
raksa mempunyai batas muai dan titik uap tertentu yait pada -40˚C air raksa
akan membeku dan titik uap akan berkisar diatas 360˚C sehingga perlu ada metoda
lain/ alat lain untk mengkur suhu suatu benda.
a. Termometer
air raksa/alkohol
b. Termometer
tahanan (termistor termometer)
c. Termometer
elemen (termocouple)
d. Termometer
optik
e. Termometer
gas yang bervolume tetap
Dalam
bidang kedokteran penggunaan termometer air raksa/alkohol sangat populer
a. Termometer air raksa
Alat
ini terkulis pada (Gb. 97). Termometer
ini terdiri dari bola gelas A berdinding tipis.
Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler B. Air raksa mengisi bola A dan sedikit pada
pipa kapiler B. Antara pipa kapiler dan
bola A terdapat suatu penyempitan.
Tujuannya agar supaya air raksa setelah memuai, tidak mudah kembali ke
keadaan semula. Untuk mengukur tinggi
permukaan air raksa dibuat skala yang digoreskan pada dinding pipa
tersebut. Pada dinding belakang yang
berlawanan dengan skala, di sebelah luarnya ruangan terdapat/diberikan lapisan
perak agar dapat memberikan gambaran skala lebih tajam. Untuk lebih jelasnya dibuat potongan
penampang lintang pipa kapiler dari sebuah termometer.
b. Termometer Tahanan (Resistance Termometer)
Termometer
ini merupakan salah satu dari termometer elektronik yang menggunakan
termistor. Termistor merupakan elemen semi
konduktor yang mempunyai berbagai variasi tahanan terhadap temperatur. Termistor ini terdiri dari kawat halus
platina yang dililitkan pada kerangka mika kemudian dimasukkan ke dalam tabung
gelas yang berdinding tipis sebagai pelindung.
Rangkaian termometer
ini merupakan rangkaian Jembatan
Wheaston. Termometer tahanan ini sangat
peka mengukur suhu sampai ketelitian 0,001˚C.
Daerah kur -250˚C sampai 1.760˚C (lihat gambar)
Rx
. R3 = R1 . R2
R1 . R2
Rx =
R3
Rx di
sini adalah termistor. Pada rangkaian
Jembatan Wheaston ini diusahakan agar tidak ada arus yang melewati
galvanometer. Dengan adanya perubahan
tegangan pada galvanometer dapat diketahui berapa besarnya temperatur.
Ketelitian
termistor ini dapat mengukur 0,001˚C. Di
klinik banyak digunakan termistor in i, apabila diletakkan di dalam hidung
untuk memonitor suhu pernafasan makaalai ini disebut Pneumograf.
c. Termokoupel
Dasar
termokoupel dalam pengukuran suhu (Thermoelectric thermometry) dikemukakan oleh
Seebeck (1821), beliau mengamati suatu gaya gerak listrik (electro motive
force) yang timbul pada hubungan dua logam yang berbeda (Gb. 101). Fenomena ini terjadi oleh karena ada dua efek
yang timbul secara independen.
Efek primer :
Dijumpai oleh
Peltier yaitu adanya gaya gerak listrik oleh karena hubungan dua buah logam
yang berbeda dan perbedaan temperatur antara dua buah sambungan (lihat gambar)
Gaya gerak
listrik Peltier berbanding lurus dengan perbedaan temperatur antara dua buah
sambungan.
Efek sekunder :
Dicetuskan oleh
Thomson (Lord Kelvin) yaitu gaya gerak listrik timbul oleh karena adanya
gradient temperatur sepanjang setiap konduktor.
Gaya gerak listrik Thomson berbanding lurus dengan perbedaan antara
kwadrat temperatur absolut (T1 dan T2). Pengertian dua efek ini tidak lazim berguna
dalam penggunaan praktek. Namun dalam
data kalibrasi empiris biasanya menggunakan kurva dalam kaitan dengan voltase
Seebeck yaitu :
E
= aT - ½ aT
T
= dalam derajat Celcius
Temperatur reference adalah 0˚
Dari uraian
diatas diperoleh kesimpulan bahwa rangkaian antara dua buah logam yang berbeda
akan timbul gaya gerak listrik (GGL). Dengan
mengukur GGL ini dapat dikonversikan dalam skala suhu.
Termometer
elemen ini dapat mengukur suhu -190˚C sampai 300˚C
Untuk 100˚C GGL
yang dihasilkan 4 mV. Berdasarkan teori
tersebut maka dapat dibuat rangkaian termoelemen (lihat gambar)
d. Pyrometer optik
Pyrometer optik
diarahkan ke tungku pembakaran yang sedang nyala, kemudian lampu
dinyalakan. Nyala lampu diatur
sedemekian rupa sehingga sesuai dengan nyala tungku. Berdasarkan skala suhu yang diketahui,
kemudian skala pada amperemeter disesuaikan dengan skala suhu.
e. Termometer gas bervolume konstan
Pada gambar
tampak ruangan C berisikan gas hidrogen atau helium. Tekanan gas itu dapat diukur dengan manometer
air raksa AB. Jika suhu di ruangan C
naik maka volume gas mendesak air raksa pada pipa B dan di pipa A tampak air
raksa ke atas.
Dengan mengatur
pipa karet D diusahakan agar kedudukan air raksa di kolam B pada kedudukan semula. Jadi volume gas tetap konstan. Dengan demikian diperoleh :
P2
T
= 273,16 lim ( ) Volume tetap
P à0 P1
1.2. SKALA TEMPERATUR
Di
Amerika banyak menggunakan skala Fahrenheit (0˚C). Dalam pembuatan skala tersebut dibuatkan
titik referensi, yang disebut titik tetap yang kemudian dibuat skala sekehendak
kita. Sebelum tahun 1954 ditentukan dua
titik sebagai titik acuan baku, yaitu titik es dan titik uap.
Titik
es yaitu suatu titik di mana terdapat campuran air yang jenuh udara dengan es
yang bertekanan 1 atmosfir. Titik uap
adalah suhu di mana terdapat air mendidih pada tekanan 1 atmosfir.
Fahrenheit
pada tahun 1724 telah menentukan skala temperatur di mana pada 32˚F adalah
titik es, pada 212˚F merupakan titik uap
serta temperatur rectal berkisar 98,6˚F.
Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan skala Celcius, titik es
diberi harga 0˚C suhu pada titik uap diberi 100˚C. Untuk keperluan bidang ilmu pengetahuan
diperlukan skala lain yaitu skala Kelvin.
Sekarang ini
titik tripel dipakai sebagai titik acuan baku yaitu 0,01˚C (273,16 K). Untuk mendapatkan gambaran jelas tentang
hubungan ini, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Skala Rankin
digunakan di Inggris. Hubungan skala suhu
itu dapat dinyatakan dalam persamaan :
9
TR =
T
5
9
TF =
t + 32
5
TF = TR - 459,67
1.3. HUKUM TERMODINAMIKA
Termodinamika
adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energi ke dalam usaha. Walaupun kerja/usaha dapat ditransformasi
secara komplit ke dalam energi dalam, namun energi dalam tidak dapat
ditransformasikan secara komplit ke dalam usaha. Hal ini disebabkan karena adanya hukum
termodinamika kedua yang membatasinya.
Dalam mempelajari termodinamika ini dikenal ada 4 hukum termodinamika
yaitu :
a.
Hukum ke nol
termodinamika (oleh R.H. Fowler)
b.
Hukum pertama
termodinamika
c.
Hukum kedua
termodinamika
d.
Hukum ketiga
termodinamika
Pada pembahasan
ini akan lebih mudah bila menggunakan matematika tetapi sering terasa sulit
untuk dimengerti. Oleh karena banyak hal
diperlukan imaginasi an banyak kaitan dengan zat-zat. Oleh karena itu dalam pembahasan dipakai gas
sebagai contoh; oleh karena gas mempunyai sifat sederhana.
a. Hukum ke nol termodinamika
Dalam
keadaan adiabatik suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat
lambat, tidak ada panas yang dimasukkan maupun dilepaskan. Dari proses ini maka diperoleh :
dE = -
pdv
Pada uraian
hukum I termodinamika :
dE = n
Cv . dT
Apabila
menggunakan hukum gas ideal untuk mencari harga
P sebagai fungsi T dan
V (PV =
nRT) maka :
dT R dv
___ = _ ____ . _____
T Cv V
dT R dv
___ = _ ____
. _____
T Cv V
T2 R V1
Ln
___ = ____
Ln _____
T1 Cv V2
Dengan
mempergunakan hukum gas ideal untuk mencari formula yang penting pada proses
adiabatik gas :
ɤ
V1 P2
___ =
____
V2 P1
R
ɤ = ____
+ 1
Cv
Cp
= ____
Cv
5
Oleh karena R
= Cp -
Cv maka ɤ
= _
3
Harga ɤ sangat berguna pada bab bunyi. Hukum ke nol termodinamika ini dapat
dijelaskan secara singkat yaitu apabila ada dua sistem A dan B dalam keadaan
setimbang termal maka sistem ketiga C juga dalam keadaan setimbang termal (Gb.
108)
b. Hukum Pertama Termodinamika
Misalnya
suatu zat dirubah dari keadaan 1 ke keadaan ke 2 menurut lintasan tertentu maka
panas Q yang diberikan itu akan diserap dan menyebabkan usaha sebesar W (yang
diukur dalam satuan panas) lihat gambar 109.
Dengan demikian dapat dikatakan energi untuk bekerja sebesar :
E =
Q - W
atau,
Q =
E - W
Ini disebut
hukum termodinamika yang menyatakan suatu proses penambahan panas dan kerja
yang dilakukan sedangkan perubahan energi suatu zat tak tergantung kepada
lintasan. Jjadi hukum pertama
termodinamika membahas berapa besar energi yang diserap atau bebas.
Pada gambar
terlihat perbedaan temperatur dimana P = n RT / VV pada TA dan TB serta jumlah mol dari molekul sama. Di sini hanya terdapatperbedaan pertukaran
temperatur. Pada keadaan inisial A
kemudian menjadi keadaan B terdapat
ΔE = EB – EA . Usaha yang dilakukan dari keadaan A ke B pada
tekanan tetap :
VB
W(AB)
= P
. dV
VA
= PA
(VB - VA)
Ini suatu usaha isobarik
(usaha/proses yang terjadi pada tekanan konstan). Untuk menghitung pekerjaan yang berlangsung
via ACB maka :
a. Usaha sepanjang AC pada temperatur tetap
VB nRTA
W(AC) = dV
VA A
Cp
=
nRTA Ln ____ ini suatu proses isotermal.
Cv
b. Usaha dari C ke B di mana volume tetap maka :
W(CB) = 0
Apabila poin a dan b dijumlahkan maka :
W(ACB) = W(AC) - W(CB)
Untuk menghitung
panas yang mengalir, pertama-tama harus mengetahui konsep panas spesifik mola
(CV) . Kwantitas panas
spesifik mola tergantung dari pada ekspresimen.
Pada keadaan volume konstan, panas berbanding langsung dengan
peningkatan temperatur T dan tergantung kepada CV sehingga persamaan menjadi :
Q = n
CV Δ T
Pada keadaan
tekanan konstan
Q = n
CV Δ T
CV =
panas spesifik mola pada volume tetap
CP =
panas spesifik mola pada tekanan tetap
c. Proses dari keadaan A menjadi keadaan B
adalah isobarik sehingga :
Q(AB) = nCP
(TB - TA)
Dengan
menggunakan hukum I termodinamika :
E(AB) = nCP
(TB - TA)
- PA (VB
- VA) proses isobarik
Dari C ke keadaan B pada volume tetap :
Q(AB) = nCP
(TB - TA)
Dengan
mernggunakan hukum I termodinamika :
E(AB) = nCP (TB
- TA)
Untuk mengetahui proses berapa besar ΔE(AC) oleh Joule Thompson pada percobaannya
diketahui bahwa E untuk gas ideal tergantung kepada temperatur. Jika T konstan maka
E = 0
sehingga
E(AC) = 0
E(ACB) = nCP
(TB - TA)
Melalui hukum
gas ideal dapat ditulis persamaan :
E(AB) = nCP
(TB - TA)
- PA (TA
- TB)
Menjadi :
E(AB) = nCP
(TB - TA)
- nR (TA
- TB)
Oleh karena :
ΔE(AB) =
ΔE(ACB)
Sehingga :
CV = CP - R
Dengan demikian
hukum I termodinamika dapat ditulis sebagai
dQ
= nCV dT + P dV
c. Hukum Kedua Termodinamika
Sadi
Carnot (1796 – 1832) sangat tertarik akan efisiensi dari mesin uap dan menulis
makalah dengan judul “Reflection on the Motive
Power of fire”. Pada tahun 1824
dimana beliau sangat menaruh perhatian akan mesin :
-
Diberi energi berwujud
panas pada suhu yang relatif tinggi mesin melakukan usaha mekanik.
-
Mesin menuangkan panas
yang lebih rendah suhunya.
Carnot
berpendapat bahwa dalam mesin kalor terjadi proses di mana energi panas diambil
oleh sejumlah energi mekanik tetapi selang waktu tertentu jumlah panas yang
masuk mesin sama dengan yang keluar.
Pendapat ini jelas tidak benar, oleh karena kenyataannya panas yang
dikeluarkan mesin kurang dari panas yang diberikan ke mesin. Jadi konsep Carnot tentang sifat fisik panas
tidak benar. Namun demikian Carnot telah
berhasil memperoleh perumusan yang tepat tentang hukum II termodinamika ini dan
tentang daya guna maksimal dari mesin-mesin kalor, yang bekerja antara dua suhu
tertentu.
Misalnya pada
proses adiabatik gas itu tidak menerima ataupun memberi kalor. Jika selama proses isotermal pada T1
gas itu akan memberikan kalor sebesar Q1
dan selama proses isotermal T2 gas itu akan menerima kalor sebesar Q2
maka usaha yang dilakukan gas itu (dari hukum I termodinamika)
W
= Q2 - Q1 (c – 1)
Apabila sebuah
mesin menerima kalor sebanyak Q dan melakukan usaha W maka dikatakan mesin itu
mempunyai efisiensi yang besarnya :
W
n =
____ (c – 2)
Q
Kalau Q dalam persamaan (c – 2) dapat diartikan
sebagai Q2 maka persamaan (c – 1) dan (c – 2) menjadi :
Q2 - Q1
n = ___________
Q2
Q1
n = __
_______ (c – 3)
Q2
Q1
= banyaknya kalor yang diberikan
Q2
= banyaknya kalor yang diterima
n =
efisiensi
Dari uraian di
atas ini Carnot membuat perumusan sebagai berikut :
Mesin
yang bekerja diantara reservoir dengan suhu T1 dan reservoir dengan
suhu T2 (T1 > T2
) efisiensinya sama bagaimanapun
sifat zat kerjanya.
Lord Kelvin
(1853) telah pula menyelidiki hukum II termodinamika dimana dibuat
pembatasan-pembatasan :
Suhu-suhu Kelvin
dari reservoir dan sumber antara mana suatu mesin Carnot bekerja didefinisikan
dengan hubungan :
Q1
T1
___ = ____ (c
– 4)
Q2 T2
Persamaan (c –
4) dimasukkan ke persamaan (c – 3) menjadi :
T1
n =
1 __
_____
T2
Dengan demikian
Kelvin membuat perumusan :
Tidak
mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus, menerima kalor dari satu
reservoir dan merubah kalor ini seluruhnya menjadi usaha.
d. Hukum Ketiga Termodinamika
Interprestasi
statistik dari entrophy adalah suatu pengukuran yang menyimpang dari suatu
sistem. Jjika suhu diturunkan lebih
lanjut segala sistem masuk ke dalam status orde besar. Vibrasi suatu kristal secara graduil akan
mati (berhenti) seraya atom-atom berada pada temperatur absolut nol. Demikian pula kemungkinan vibrasi suatu zat padat
akan berhenti.
Nernst (1906)
telah melakukan eksperimen pada temperatur absolut nol, beliau mengambil dua
kesimpulan dari percobaan ini yang kemudian diberi nama hukum termodinamika
ketiga atau disebut hukum Nernst.
Kesimpulan yang
diambil dari percobaan itu :
s
Lim ( ____ )
T = 0
p
T = 0
Pada T = 0
K (nol absolut) perubahan entropy (zat
homogen yang isotropic) adalah sama dengan konstan.
¶V
Lim ( ____ )
¶T
T = 0
Pada T = 0
mutlak maka koefesien dari seluruh substansi cenderung pada nol.
Hal ini dapat
ditunjukkan melalui grafik.
Koefisien muai
dari logam (Gb. 111) dikutip dari R. Kroning “Texbooks of Physics” London
1959. Penerapan hukum ketiga
termodinamika pada penggunaan suhu rendah pada bidang kedokteran.
1.4. METABOLISME SEBAGAI KONVERSI ENERGI
Metabolisme
berarti “change” ialah kata yang dipakai untuk mengidentifikasi perubahan yang
terjadi dalam kehidupan organisme yang bernyawa.
Dalam arti luas
metabolisme sinonim dengan jumlah total reaksi kimia atau fisika yang
diperlukan untuk kehidupan. Metabolisme
juga dipakai dalam batasan untuk menunjukkan serangkaian reaksi dari tipe-tipe
makanan (food stuff) atau derivatnya. Turunannya metabolisme karbohidrat misalnya
metabolisme karbohidrat atau beberapa
kompound partikel seperti metabolisme glukosa.
Kadang-kadang menyatakan suatu
objek seperti “water metabolisme” dimana
substansi masuk ke dalam badan, bergerak ke berbagai bagian tubuh dan
meninggalkan ginjal, kulit atau rute yang lain.
Ada dua kata yang terkandung dalam metabolisme yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme dipergunakan
untuk menunjukkan reaksi sintesis menjurus ketempat penyimpanan energi di dalam
tubuh. Katabolisme menggambarkan
kerusakan jaringan dan penggunaan dari sumber energi. Kedua kat itu luas dalam pemakaian tetapi
sering sulit diartikan dan sering pula dan tercampur dalam pengertian. Suatu contoh : sintesis dan penyimpanan lemak tubuh. Ketika lemak dibentuk dari karbohidrat dan
disimpan dalam jaringan lemak tampak proses ini pengertian anabolisme,
katabolisme dapat terjadi pada saat yang sama dalam proses penggunaan energi
dalam sintesis. Tetapi jelas dalam
proses reaksi metabolisme akan tampak panas.
Tubuh walaupun bukan mesin panas yang dapat membakar makanan seperti api
yang membakar makanan namun energi yang dihasilkan merupakan suatu substansi
yang dioksidasi di dalam badan serupa dengan material yang dibakar di luar
tubuh. Berdasarkan hal ini para ahli
telah mengkonstruksi “bom kalori meter” (oleh Richard & Barry). Untuk mencari beberapa kalori apabila suatu
bahan dibakar.
Hasil pembakaran
dengan kalori meter pada bahan-bahan hewan :
a) Untuk karbohirat :
-
Sukrose menghasilkan 3,94 Kcal per gram
-
Glukose menghasilkan 3,74 Kcal per gram
-
Glikogen menghasilkan 4,19 Kcal per gram
-
Tepung menghasilkan 4,18 Kcal per gram
b) Untuk lemak :
-
Rata-rata menghasilkan 9,3 Kcal per gram
c) Untuk protein :
-
Rata-rata menghasilkan 5,6 Kcal per gram
Untuk
manusia diperoleh nilai :
a) Protein dan Karbohidrat masing-masing 4,1
Kcal/gram
b) Lemak : 9,3 Kcal/gram
Berdasarkan
hukum termodinamika I, total energi dalam suatu sistem berhubungan erat dengan
pertukaran energi :
Food
intake = Head Loss + Work output + Energi storage
Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa metabolisme merupakan konversi energi.
1.5. PERSAMAAN ENERGI TERMODINAMIKA
Sudah dikatakan terdahulu bahwa termodinamika
mencakup pengetahuan dasar tentang suhu dan kalor serta sifat-sifat zat yang
dipengaruhi oleh suhu dan kalor, sehingga perlu kiranya mencari
persamaan-persamaan energi yang berkaitan dengan energi termodinamika.
1.5.a. Pengertian tentan Atmosfer
Gas dalam suatu ruangan apabila temperatur
ditingkatkan akan menyebabkan peningkatan tekanan sehingga didapat :
P µ
T (µ
= Perbandingan)
Atau
P = a
T (a
= Konstanta)
Misalkan
P atm = 1 atmosfir
T = 273,15 K
1.5.b. Persamaan dalam Gas Ideal atau Perfect
Untuk volume konstan diperoleh P = a
T. Pada keadaan gas kinetik, tekanan
yang terjadi adalah akibat tabrakan molekul gas pada dinding ruang. Jika volume diperbesar, gas akan menjadi
lebih dilusi sehingga tabrakan makin berkurang, dengan demikian dapat ditulis
Postulat :
P µ
T
1
P µ
__
V
Jadi
:
T
P µ
__
V
Jika
jumlah molekul ditingkatkan jumlh tabrakan akan meningkat pula dengan demikian
:
nRT
P = _____
V
R = konstanta gas umum 8,314 joule/deg
mole
R
ini dapat dinyatakan dalam unit lain :
R =
62,360 cm³ mm Hg/deg mole
R =
1,987 cal/deg mole
PV
= nRT
Dengan
mempergunakan hukum gas ideal dapat menentukan berat molekul (M).
Caranya
masukkan gas ke dalam volume yang telah ditentukan pada tekanan atmosfir. Massa (m) molekul dapat diukur :
m
n
= _____
M
n =
jumlah molekul
m =
massa molekul
M =
berat molekul
Masukkan
harga n ke dalam rumus umum gas ideal sehingga berat molekul didapat (M)
mRT
M = _____
PV
Massa
jenis suatu zat dapat pula ditentukan :
M
= _____
V
Atau
MP
= _____
RT
1.5.c. Persamaan dengan tekanan.
Untuk mengukur tekanan dapat mempergunakan pipa
gelas (Gb.112) yang sebelumnya telah dihampa udarakan kemudian dicelup ke dalam
air atau air raksa. Dengan persamaan
bernoulli.
Takanan
absolut adalah tekanan yang terjadi akibat tabrakan molekul pada dinding
ruangan. Dan persamaan termodin amikan
tekanan selalu absolut. Pada skala
absolut boleh saja tidak ada tekanan negatif tetapi pada tekanan gauge diperoleh
tekanan -760 mm Hg.
2.4. TRANSFER PANAS (ALIH PANAS)
Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi
kimia didalam tubuh tergantung pada temperatur.
Menurunnya reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperatur
(hukum Vantt Hoff).
Apabila ular dimasukkan kedalam mesin pendingin maka
ia akan memberi respon normal walaupun dalam keadaan dingin. Tetapi dalam keadaan dingin yang ekstrim
mekanisme pengaturan suhu (homeostatik mekanism) terganggu bahkan sama sekali
tidak bekerja sehingga tampak suhu tubuh menurun secara drastis, diklinik
dikenal dengan nama hipotermia. Keadaan
hipotermia digunakan pada operasi jantung sebagai proteksi metabolisme agar
dapat mencegah keadaan anoksia/kekurangan oksigen, aliran darah dapat berhenti
pada waktu singkat yang tidak membahayakan jaringan, oleh karena jaringan yang
hipotermia membutuhkan oksigen yang sangat rendah. Fungsi pengaturan suhu terutama terletak pada
reaksi biokimia dari oeganisme itu sendiri.
Si
panas dan hasil metabolisme serta heat loss melalui lingkungan.
Energi
panas yang hilng atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :
a. Konduksi (conduction)
b. Konveksi (convection)
c. Radiasi (radiation)
d. Evaporasi (evaporation)
a. Konduksi
Konduksi ialah pemaparan panas dari suatu objek yang
suhunya lebih tinggi ke objek lain dengan jalan kontak langsung.
Berdasarkan
teori kinetis dimana energi kinetis dihantarkan dari satu molekul ke molekul
yang lain dengan jalan tabrak sehingga terbentuk panas. Berdasarkan teori ini dicarikan persamaan
hantaran panas melalui konduksi.
Misalkan
ada sebuah batang logam di mana T1
> T2 mengalir panas perdetik melalui luas penampang
dalam cm². Perbedaan temperatur ΔT = T1
-
T2
Andaikan
pemaparan panas dinyatakan :
Jq
=
kalori/ cm² detik, maka :
ΔT
Jq = -
K _____
L
Tanda (-) menyatakan aliran panas dari temperatur
tinggi ke temperatur rendah
K =
koefisien konduktivitas termal
L =
panjang batang
T =
perbedaan temperatur
Kecepatan
pemaparan panas secara konduksi tergantung kepada besar perbedaan temperatur
dan konduktufitas termal dari bahan.
....
Ahli-ahli
faal sangat tertarik mengenai aliran panas melalui dua material yang
berbeda. Misalnya panas mengalir dari
kulit ke udara .
Secara
geometris ditunjukkan gambar dibawah ini.
Pada
jarak ΔX (dari dalam sampai permukaan kulit)
mempunyai temperatur sebesar T1 dan pada jarak yang sama di udara temperaturnya T2 diantara kedua
permukaan temperatur T1.
Aliran panas melalui kulit harus sama dengan udara sekitarnya maka
asumsi kita :
ks
Di permukaan kulit Jq = ____ (T1 – T1)
ΔX
ks
Di udara
Jq = - ____ (T2 – T1)
ΔX
ks ka
Jadi : Jq
= - ____ (T1 – T1) =
- ____ (T2 – T1)
ΔX ΔX
ks ka (T2 – T1)
Jq = __________ .
_________
ks + ka ΔX
ks =
koefesien konduktivitas kulit
ka =
koefesien konduktivitas udara
T2
– T1 = perbedaan suhu antara
udara dan kulit
b. Konveksi (Convection)
Apabila secedret kopi diletakkan di atas kompor
listrik yang panas maka energi di dalam ceret akan meningkat yang disebabkan
oleh konduksi. Bila seceret kopi panas
diletakkan di atas meja maka tampak ada peningkatan energi di daerah yang
ditempatkan seceret kopi tersebut (lihat gambar)
Transfer
panas ini disebut konveksi yang berbeda dengan induksi
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah sedia mengisi dengan santun